Berita dan Artikel
PENCANANGAN GERAKAN KABUPATEN SEHAT 2015
|
PEMBUKAAN WORKSHOP I KUKAR FASHION ART CARNIVAL
Rangkaian kegiatan Festival Kota Raja 2013 sudah dimulai, ditandai dengan kegiatan Workshop IKukar Fashion Art Carnival (KFAC)yang dilaksanakan di Pendopo Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Senin, 23 September 2013. Ketua Panitia KFAC 2013, Drs. Triyatma dalam laporan sekaligus sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih atas partisipasi para peserta workshop. “Peserta workshop tahun ini mencapai 123 orang, terdiri dari Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah Kejuruan, Salon dan masyakat umum serta peserta dari luar kabupaten yaitu dari Samarinda dan Balikpapan” ujarnya. “Tema dari Kukar Fashion Art Carnival tahun ini adalah The Magic of Kutai Kartanegara dengan mengusung 3 (tiga) sub tema yaitu Anggrek, Seraung dan Belian yang mengangkat tema pesona budaya dan alam” lanjutnya Tahun ini seperti juga tahun kemarin Jember Fashion Carnaval (JFC) menjadi konsultan dalam kegiatan workshop Kukar Fashion Art Carnival. Hendi dari JFC menyampaikan “JFC akan selalu mensupport apapun untuk kemajuan KFAC dan kesuksesan KFAC yang merupakan rangkaian dari kegiatan Festival Kota Raja”. Ia juga mempertegas bahwa tambang yang tidak akan pernah habis adalah tambang kreatifitas karena dalam kegiatan ini yang diperlukan adalah kreatifitas tinggi. JFC akan membantu dan membimbing KFAC untuk mencapai kesuksesan sampai ke level internasional. Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dra Sri Wahyuni, MPP dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan workshop KFAC menyampaikan “Atas nama Pemkab Kutai Kartanegara menyampaikan terimakasih kepada JFC yang berkenan hadir kembali untuk menjadi Konsultan KFAC dan juga apresiasi kepada rekan-rekan calon-calon bintang KFAC 2013. Beliau juga menyampaikan bahwa pelaksanaan KFAC ini tidak lepas dari rangkaian Festival Kota Raja yang tahun ini merupakan tahun kedua. “Festival Kota Raja dirancang secara khusus untuk memperingati hari jadi Kota Tenggarong dan bahwa Tenggarong identic dengan sebutan Kota Raja” imbuhnya. Festival Kota Raja diisi dengan kegiatan budaya, kreatifitas komunitas sampai dengan kegiatan yang berbentuk kepedulian terhadap lingkungan. Kukar Fashion Art Carnival merupakan salah satu ikon dari Festival Kota Raja yang menyedot perhatian public yang luar biasa pada tahun 2012 lalu, dan diharapkan tahun ini akan lebih meriah lagi dengan tema yang baru dan peserta yang lebih banyak “ Selamat datang di dunia Kukar Fashion Art Carnival” ucapnya kepada para peserta workshop yang langsung disambut dengan tepukan tangan para peserta workshop. Di awal kegiatan workshop ditampilkan 3 talent dari JFC yang mengenakan kostum dengan tema Anggrek, Belian dan Seraung. Mereka tampil dengan penampilan yang atraktif dengan desain kostum yang menarik membuat para peserta workshop menjadi semangat untuk terus mengikuti kegiatan workshop sampai selesai dan mereka nantinya akan mengikuti show time pada tanggal 26 Oktober nanti. |
PEMILIHAN TERUNA DARA KUTAI KARTANEGARA 2013
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kutai Kartanegara kembali mengadakan Pemilihan Teruna Dara Kutai Kartanegara yang merupakan ajang pemilihan Duta Wisata Budaya Kutai Kartanegara yang dipersiapkan sebagai Duta Wisata Kutai Kartanegara. Pada tahun ini pelaksanaan Pemilihan Teruna Dara Kutai Kartanegara akan dilaksanakan pada tanggal 16 – 19 Oktober 2013. Pendaftaran dibuka pada Tanggal 3 September dan ditutup pada Tanggal 7 Oktober 2013. Untuk pendaftaran peserta dilaksanakan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, seleksi dan technical meeting pun nantinya akan dilaksanakan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang terletak di Komplek Perkantoran Bupati Kutai Kartanegara Gedung B lantai 3, Jl. Wolter Monginsidi, Tenggarong. Ibu Airin Susanti, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Wisata menyampaikan “Tahun ini pelaksanaan Grand Final Teruna Dara akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena akan dilaksanakan secara Outdoor, bertempat di Halaman Kantor Bupati Kutai Kartanegara”. Ujarnya. “Untuk tempat karantina dan pembekalan bagi para teruna dara akan diselenggarakan di Hotel Grand Elty. Para Finalis akan dikarantina selama 4 (empat) hari dan mendapatkan pembekalan mengenai kebudayaan dan pariwisata Kukar, public speaking, etika dan busana, interview dan adu bakat serta table manner”. Lanjutnya lagi. Total hadiah untuk pemilihan taruna dara tahun ini adalah 40 Juta Rupiah dengan penghargaan tambahan yang diberikan berupa trophy, piagam penghargaan dan hadiah dari sponsor, belum termasuk pajak dan pajak ditanggung pemenang. Bagi yang berminat untuk mengikuti pemilihan ini. Syarat-syaratnya adalah: 1. Usia minimal 16 tahun dan maksimal 24 tahun. 2. Tinggi Badan Teruna: minimal 165 cm dan Dara: minimal 160 cm. 3. Diutamakan menguasai Bahasa Inggris (lisan dan tulisan) 4. Menguasai salah satu kesenian dan kebudayaan daerah Kutai Kartanegara (tari, lagu daerah dll) 5. Menguasai pengetahuan umum, kepariwisataan dan kepribadian 6. Berpenampilan menarik, ramah dan berkelakuan baik. 7. Mengumpulkan photo close up dan seluruh badan ukuran 4R latar putih 8. Bebas dari narkoba 9. Mengisi formulir pendaftaran dan mengembalikan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara, cq. Bidang Pemasaran (Seksi Pemberdayan Masyarakat Wisata) Komplek Perkantoran Bupati Kutai Kartanegara Gedung B lantai 3, Jl. Wolter Monginsidi, Tenggarong. Contact Person: 1. Ayu Rachmita : 0852 4723 3512 2. Aldi R : 0852 5053 8464 3. Yenny : 0813 9452 5468 |
POKDARWIS DI DESA SANGKULIMAN, KECAMATAN KOTA BANGUN
Pembentukan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) kembali dilaksanakan di Kab. Kutai Kartanegara. Kali ini dilaksanakan di Desa Sangkuliman, Kecamatan Kota Bangun. Kegiatan ini dibuka oleh Sri Wahyuni Kamis ( 29/8 ) lalu. Kelompok Sadar Wisata atau disingkat POKDARWIS merupakan kelompok swadaya dan swakarsa yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat serta bertujuan untuk meningkatkan pengembangan pariwisata daerah dan mensukseskan pembangunan pariwisata nasional. Dengan demikian kelompok sadar wisata merupakan kelompok yang tumbuh atas inisiatif dan kemauan serta kesadaran masyarakat sendiri guna ikut berpartisipasi aktif memelihara dan melestarikan berbagai obyek dan daya tarik wisata dalam rangka meningkatkan pembangunan kepariwisataan di daerah. Sri Wahyuni mengatakan, tujuan dilaksanakannya kegiatan ini dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia dan faktor – faktor penunjang lain untuk menjadikan Desa Sangkuliman menjadi salah satu desa wisata di Kutai Kartanegara sebagai salah satu desa yang memiliki desa wisata sehingga Desa Sangkuliman perlu di kelola secara mandiri dan partisipatif oleh masyarakatnya. Oleh karena itu, Desa Sangkuliman merupakan salah satu desa yang di prioritaskan untuk membentuk kelompok sadar wisata dan setelah dibentuk, Pemkab Kukar akan membina dan mereka akan membuat program – kerja dalam rangka menuju Desa Sangkuliman menjadi desa wisata dengan potensi desanya pesut mahakam. Sri Wahyuni berharap melalui sosialisasi ini, bisa menggugah dan partisipasi masyarakat bahwa ada potensi dalam diri mereka untuk digali agar Desa Sangkuliman menjadi desa wisata diantaranya mengaktifkan homestay, rumah – rumah makan kecil di desa, dan bagaimana kita menggali atraksi wisata yang bisa dinikmati oleh wisatawan yang datang ke Desa Sangkuliman. Diantaranya bagaimana cara memelihara keramba, bagaimana kehidupan masyarakat di pinggir sungai dan berbagai atraksi kehidupan masyarakat desa untuk dipertunjukan kepada wisatawan, ungkap Sri Wahyuni. Kemudian kepada masyarakat yang terpilih sebagai anggota pokdarwis diharapkan dapat memberikan masukan kepada aparat pemerintah untuk peningkatan pengembangan pariwisata daerah, membuat program kerja Pokdarwis dengan merujuk pilar pengembangan desa wisata, melaksanakan pertemuan reguler untuk menggali informsi dan evaluasi kegiatan yaitu memetakan potensi dan karakteristik khas desa wisata, menginventarisir kebutuhan pengembangan SDM pokdarwis, membuat program pelatihan peningkatan pelayanan usaha jasa pariwisata, membuat program sosialisasi sapta pesona desa wisata melalui rembug desa, dialog dan lain - lain, menginventarisir ketersediaan dan kebutuhan sarana dan prasarana desa wisata. |
POKDARWIS DI DESA SUMBER SARI KEC. LOA KULU
Setelah sebelumnya melaksanakan kegiatan Pokdarwis di Kecamatan Marang Kayu dan Kecamatan Kota Bangun, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kembali melakukan sosialisasi dan pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa Sumber Sari Kecamatan Loa Kulu Kutai Kartanegara, Rabu (28/08). Hal yang menarik dari sosialisasi kali ini adalah adanya atraksi Kuda Lumping yang digelar di tengah-tengah rangkaian sosialisasi yang dihadiri Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Drs. Witontro, Anggota DPRD Siswo Cahyo serta narasumber dari Provinsi Kaltim M. Fauzan Noor. Kabid Pemasaran dan Promosi Witontro mengatakan tujuan dari sosialisasi dan pembentukan Pokdarwis adalah untuk memberdayakan sumber daya manusia yang terdapat di sekitar objek dan daya tarik wisata untuk dapat menjadi tenaga yang produktif serta dapat membuka lapangan kerja baru di bidang pariwisata. Menurutnya, Pokdarwis merupakan suatu elemen sosial sebagai penggerak utama masyarakat mendukung kebi-jaksanaan pengembangan kepariwisa-taan di lingkungan tempat tinggalnya dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan umum. Pokdarwis ini juga membantu pe-merintah dalam mewujudkan sapta pesona dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga citra baik kepariwisa-taan daerah khususnya dan kepariwi-sataan Indonesia pada umumnya. Anggota DPRD Siswo Cahyo mengatakan perlu diketahui banyak warga di Kukar terlebih lagi pemuda-pemuda yang punya potensi ternyata hanya direkrut sebagai pekerja kasar di perusahaan-perusahaan tetapi sudah bangga. Masyarakat banyak tak memikirkan dampak lingkungan kedepannya lima tahun kedepan sampai 20 tahun kedepan. Dengan adanya sosialisasi Pokdarwis diharapkan desa sumber sari menjadi salah satu desa wisata di Kukar. Diharapkan dengan sosialisasi ini bisa mengetahui potensi yang ada di Desa Sumber Sari dan bagaimana cara pengelolaannya agar bisa dijadikan objek wisata yang profesional. |
POKDARWIS DI TANJUNG HARAPAN, KECAMATAN SAMBOJA
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kutai Kartanegara kembali melakukan pembentukan kelompok sadar wisata (pokdarwis), Selasa (14/5), dilaksanakan di balai desa Kelurahan Tanjung Harapan, Kecamatan Samboja. Acara dibuka Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Wisata Disbudpar Witontro mewakili kepala Disbudpar Kukar Dra. Sri Wahyuni.,MPP. Perwakilan Dinas Pariwisata Kaltim, Kasi Bimbingan Masyarakat Wisata HM. Taufik Noor bertindak sebagai narasumber. Acara ini dihadiri juga oleh Lurah Tanjung Harapan Jamaril SP. Dalam sambutannya, Witontro mengatakan pembangunan kepariwisataan merupakan lintas sektoral, suksesnya pembangunan kepariwisataan nasional ditentukan adanya dukungan serta partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, swasta, maupun elemen masyarakat lainnya. Pokdarwis tidak hanya bermanfaat bagi para anggotanya, tetapi pokdarwis juga dapat berperan sebagai penggerak pembangunan pariwisata guna mendorong suksesnya pembangunan nasional. Untuk itu, masyarakat sekitar harus mempunyai kesadaran memajukan pariwisata dan menerapkan unsur-unsur Sapta Pesona dalam kehidupan sehari-hari. Agar dapat berkembang baik secara kuantitas maupun kualitas, pokdarwis perlu dibina oleh aparat baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Pemerintah, lanjutnya, terus berupaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pariwisata diantaranya dibentuknya Pokdarwis disetiap desa di Kabupaten Kukar. Agar Pokdarwis dapat berkembang baik secara kuantitas maupun kualitas, maka pokdarwis perlu dibina oleh aparat baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Ketua Panitia pelaksana Airin Susanti mengatakan, Pokdarwis bertujuan untuk memberdayakan SDM yang terdapat disekitar obyek wisata dan daya tarik wisata untuk dapat menjadi tenaga yang produktif serta dapat membuka lapangan kerja baru dibidang pariwisata. Selain itu, lanjutnya, masyarakat sekitar bisa memanfaatkan dan mengelola SDA yang ada untuk menjadi obyek dan membuat ikon sebagai daya tarik dan bisa dipersembahkannya atraksi wisata dari kebudayaan yang ada pada masyarakat misalnya berbentuk tari – tarian dan lainya untuk disajikan kepada wisatawan. Ia berharap dengan adanya pokdarwis disetiap desa di Kukar semua obyek wisata bisa terpelihara dan tetap lestari dengan memperdayakan masyarakat sekitar dalam menambah pendapatan ekonominya. |
POKDARWIS DI DESA KEDANG IPIL, KECAMATAN KOTA BANGUN
Setelah melaksanakan Pokdarwis di Desa Kersik, Kecamatan Marang Kayu Disbudpar Kutai Kartanegara kembali melaksanakan Pokdarwis di Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun Selasa (7/5). Sosialisasi ini merupakan tindaklanjut dibentuknya Desa Mandiri, beberapa waktu lalu. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kukar diwakili Kepala Bidang Pemasaran Witontro, membuka sosialisasi dan Pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Pembangunan Kepariwisataan merupakan lintas sektoral, oleh karena itu suksesnya pembangunan kepariwisataan nasional ditentukan oleh adanya dukungan serta partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, pihak swasta maupun pihak masyarakat lainnya. Sejalan dengan itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan salah satunya dibentuknya Pokdarwis. Kelompok Sadar Wisata atau disingkat Pokdarwis merupakan kelompok swadaya dan swakarsa yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat serta bertujuan untuk meningkatkan pengembangan pariwisata daerah dan mensukseskan pembangunan pariwisata nasional. Dengan demikian kelompok sadar wisata merupakan kelompok yang tumbuh atas inisiatif dan kemauan serta kesadaran masyarakat sendiri guna ikut berpartisipasi aktif memelihara dan melestarikan berbagai obyek dan daya tarik wisata dalam rangka meningkatkan pembangunan kepariwisataan di daerah. “Dengan dibentuknya Pokdarwis ini nantinya mampu menjadi penggerak utama masyarakat dalam mendukung kebijaksanaan pengembangan kepariwisataan di lingkungan tempat tinggalnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan umum,” jelas Witontro. Guna meningkatkan kembali arus pariwisata di Kukar, khususnya Disbudpar akan menggelar beberapa paket perjalanan wisata, dan penetapan desa wisata dalam wilayah Kukar, dan salah satunya Desa Kedang Ipil Kecamatan Kota Bangun. Untuk itu, ia berharap partisipasi masyarakat dan aparat desa yang merupakan duta – duta wisata perpanjangan tangan dari Disbudpar Kukar. “Mudah–mudahan materi yang disampaikan oleh narasumber nanti mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat serta apa saja yang harus dilakukan dalam rangka mendukung pariwisata,” katanya. Ketua panitia pelaksana Airin Susanti mengatakan, tujuan dilaksanakannya sosialisasi ini dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya kegiatan wisata bagi daerah dan masyarakat terlebih lagi saat ini pengaruh global yang berdampak pada kehidupan masyarakat didaerah. “Kegiatan sosialisasi ini akan dilaksanakan secara menyeluruh disemua kecamatan di Kukar hingga masyarakat meningkatkan kesadarannya terhadap pariwisata yang sedang berkembang di Kukar dan ini menjadi ujung tombak pembangunan pariwisata di Kukar,” tambah Airin. Bertindak selaku narasumber dalam acara tersebut, Fauzan Noor dari Dinas Pariwisata Kaltim. |
POKDARWIS DI DESA KERSIK, KEC. MARANG KAYU
Kelompok Sadar Wisata atau disingkat POKDARWIS merupakan kelompok swadaya dan swakarsa yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat serta bertujuan untuk meningkatkan pengembangan pariwisata daerah dan mensukseskan pembangunan pariwisata nasional. Dengan demikian kelompok sadar wisata merupakan kelompok yang tumbuh atas inisiatif dan kemauan serta kesadaran masyarakat sendiri guna ikut berpartisipasi aktif memelihara dan melestarikan berbagai obyek dan daya tarik wisata dalam rangka meningkatkan pembangunan kepariwisataan di daerah. Pembangunan Kepariwisataan merupakan kegiatan lintas sektoral, karena itu suksesnya pembangunan kepariwisataan Nasional dan daerah sangat ditentukan oleh adanya dukungan serta partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat, baik unsur pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat lainnya. Sosialisasi dan pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) telah dilaksanakan di beberapa kecamatan dan desa yang ada di Kutai Kartanegara, dikhususkan pada kecamatan yang memiliki potensi wisata. Diantaranya adalah Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun, Desa Sumber Sari Kecamatan Loa Kulu, Kelurahan Tanjung Harapan Kecamatan Samboja dan Desa Sangkuliman di Kecamatan Kota Bangun. Dengan sosialisasi dan pembentukan Pokdarwis diharapkan agar dapat memberdayakan sumber daya manusia yang terdapat di sekitar objek dan daya tarik wisata untuk dapat menjadi tenaga yang produktif serta dapat membuka lapangan kerja baru di bidang pariwisata. Sebanyak 25 orang Warga Desa Kersik mengikuti Sosialisasi & pembentukan kelompok sadar wisata (POKDARWIS), yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Kegiatan tersebut di buka oleh Kebala Bidang Pemasaran Wisata Disbudpar Kukar, Drs. Witontro, yang mewakili Kepala Disbudpar Sri Wahyuni di kawasan pantai Biru, Desa Kersik Kecamatan Marang Kayu, Rabu (10/4) lalu. Menurut Witontro kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat dapat memperkenalkan, melestarikan dan memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata pada daerah masing- masing. Tujuan di bentuknya POKDARWIS untuk meningkatkan pengembangan pembangunan kepariwisataan daerah guna meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat setempat, “ ujar Witontro. Kemudian , lanjutnya, agar dapat tercipta masyarakat yang sadar wisata dan menerapkan unsur sapta pesona dalam kehidupan sehari – hari. Ditambahkanya, keanggotan Pokdarwis minimal 10 orang dan maksimal 50 orang, Dengan usia minimal 13 tahun. “Anggotanya adalah masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar obyek wisata dengan mata pencaharian berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa kebutuhan wisatawan. Adapun narasumber atau pemateri dalam sosialisasi ini adalah Azhari dari Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim, Drs. Witontro dan Antoni dari Disbudpar Kukar. |
RIWAYAT NAGA DI KUTAI LAMA
Petinggi/Tokoh Hulu Dusun dan istrinya yang bernama Babu Jelmu tinggal di Gunung Jaitan layar Kutai Lama. Usia mereka sudah cukup lanjut namun mereka belum juga mendapatkan keturunan. Mereka selalu memohon kepada Dewata agar dikaruniai seorang anak sebagai penerus keturunannya. Selama tujuh hari tujuh malam hujan turun dengan sangat lebat dan pada hari yang ketujuh, persediaan kayu bakar untuk keperluan memasak keluarga ini sudah habis. Untuk keluar rumahpun mereka tak berani karena cuaca yang sangat buruk. Akhirnya Petinggi Ulu itu memutuskan untuk mengambil salah satu kasau atap rumahnya untuk dijadikan kayu bakar. Lalu dipotong dan dibelahnya kayu itu ternyata ada seekor hulat sedang melingkar dan memandang kearahnya dengan matanya yang halus, seakan-akan minta dikasihani dan dipelihara. Pada saat hulat itu diambil Petinggi, keajaiban alam pun terjadi. Hujan yang tadinya lebat disertai gemuruh guntur dan petir selama tujuh hari tujuh malam, seketika itu juga menjadi reda. Kemudian Panggil Ulu memanggil istrinya Babu Jelmu dan disuruh melihat hulat itu tapi Babu Jelmu takut, tidak usah takut kata Petinggi Ulu itu, lalu berkata, kita beri nama hulat ini Bekedepa. Kemudian hulat itu diambil oleh Babu Jelmu dibersihkan dan dimandikan, kemudian dibuatkan Cepu/Anyaman keranjang untuk hulat itu yang semangkin hari semangkin besar bentuknya ternyata hulat itu seekor Naga yang dikepalanya tumbuh Mahkota, hingga tak muat lagi Cepu/Keranjang itu. Babu Jelmu terlihat sangat takut, akhirnya suaminya mengumpulkan kayu untuk membuatkan rumah Naga yang lebih besar, hingga selesai.Sampai tujuh hari kemudian rumah yang dibuat itu sudah tidak muat lagi, karena semangkin besar setiap harinya Naga itu. Maka Petinggi Ulu itu pun kembali lagi mengumpulkan kayu-kayu untuk membuatkan rumah Naga yang besar dengan menambah tujuh ruang kesamping kiri dan tujuh ruang kesamping kanan. Dalam tidurnya Petinggi Ulu dan istrinya Babu Jelmu bermimpi Naga itu ingin turun ke air, kemudian pada pagi harinya Petinggi itu bercerita tentang mimpinya pada istrinya Babu Jelmu, bahwasanya Naga itu ingin turun ke air, dan minta dibuatkan tangga, ternyata Babu Jelmu mendapat mimpi yang sama seperti suaminya. Kemudian setelah mereka selesai makan, Petinggi Ulu itu langsung mengumpulkan kayu untuk membuatkan tangga agar Naga itu dapat turun ke air, pada sore harinya tangga yang dibuat pun selesai, dan pada malam harinya Petinggi Ulu itu memberi tahu Naga itu bahwasanya tangga sudah selesai, dan sudah bisa untuk dilalui. Dan pada pagi harinya Naga itu mencoba untuk turun keair, namun baru saja Naga itu menyusuri tangga ternyata tangga itu roboh, maka kembalilah Naga itu kedalam rumahnya dan tidak jadi turun ke air. Petinggi Ulu itu membuatkan kembali tangga yang lebih kokoh dan kuat agar dapat dilewati oleh Naga, setelah selesai pada malam harinya Petinggi Ulu itu kembali memberi tahu Naga bahwa tangga yang dibuatnya telah selesai. Kemudian pada esok harinya Naga mencoba untuk turun ke air melewati tangga itu, namun ternyata tangga itu pun tidak kuat dan roboh lagi untuk yang kedua kalinya. Petinggi Ulu berpikir bagaimana cara menurunkan Naga itu, karena kelelahan akhirnya Petinggi Ulu itu tertidur dan bermimpi kembali bahwa Naga hendak turun ke air lagi, dia minta dibuatkan sesajian tujuh tingkat, sesajian lima tingkat, dan jelesak satu buah kelengkeng kejuntainya, lengkap dengan isinya. Pada malam harinya minta dijagai semalam suntuk, dan dibakarkan perapen dihamburi beras kuning, lengkap dengan sesajiannya, pisang, berteh, kembang melor, ditambah nasi pulut/ketan, peduduk sepasang, air kembang, dan tangganya dibuat ulang dari kayu kasau/lempong suit, talinya dari akar luminding/akar pakis. Pagi harinya Naga itu ditempong tawari/disyarati agar selamat turun ke air. Babu Jelmu pun mengiringi dengan bawaannya berupa bakaran perapen lengkap dengan sesajiannya, sambil menghamburkan beras kuning terus menerus, hingga Naga turun dengan selamat. Setelah sampai di sungai, berenanglah Naga berturut-turut tujuh kali ke hulu dan tujuh kali ke hilir dan kemudian berenang ke tepian batu. Ditepian batu Naga berenang ke kiri tiga kali dan ke kanan tiga kali dan akhirnya ia menyelam. Disaat Naga menyelam, datang angin topan yang dahsyat, air bergelombang, hujan dengan derasnya, disertai gemuruh guntur dan petir bersahut-sahutan. Perahu yang ditumpangi Petinggi Ulu itu terus didayung ke tepian Seketika keadaan menjadi tenang kembali, matahari muncul kembali dengan disertai hujan rintik-rintik. Petinggi Ulu dan isterinya menjadi heran mengamati permukaan sungai Mahakam, mencari-cari dimana Naga berada. Tiba-tiba mereka melihat dipermukaan sungai Mahakam dipenuhi dengan buih. Pelangi memupukkan warna-warninya ke tempat buih yang meninggi dipermukaan air tersebut. Babu Jelmu melihat seperti ada kumala yang bercahaya berkilau-kilauan. Mereka pun mendekatinya dan alangkah terkejutnya mereka ketika melihat digelembung buih itu terdapat seorang bayi perempuan sedang terbaring didalam sebuah gong. Gong itu kemudian meninggi dan tampaklah Naga yang menghilang tadi sedang menjunjung gong tersebut. Kemudian semua itu mereka bawa pulang kerumah dan anak perempuan itu di pelihara hingga dewasa. Naga lembuswana, balai tiang empat puluh satu, Gong yang diberi nama Gong Raden Galoh, dan anak perempuannya diberinama Putri Karang Melenu. Bayi perempuan inilah kelak akan menjadi istri raja Kutai Kartanegara yang pertama, Aji Batara Agung Dewa Sakti |
HALAL BIHALAL DAN SILATURAHMI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
|