Statistik

Hit hari ini : 96
Total Hits : 1,876,488
Pengunjung Hari Ini : 57
Pengunjung Online : 3
Total pengunjung : 534,184

Flag Counter

Home Tentang Kukar

Tentang Kukar

naga.jpg


Kabupaten Kutai Kartanegara atau seringkali juga disingkat dengan “Kukar” merupakan salah satu dari 14 kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki keindahan alam dan budaya yang menarik untuk dikunjungi. Kabupaten yang beribukotakan Tenggarong ini memiliki wilayah cukup luas yang mencakup daratan, hutan, danau, sungai, dan menyimpan potensi pariwisata yang besar.




Sekilas Sejarah

Kerajaan Kutai (Kutai Martadipura)



Sekitar 400 tahun Masehi di Kalimantan Timur sudah terdapat sebuah kerajaan yang bernama Kutai Martadipura yang merupakan Kerajaan Hindu tertua. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, yaitu sebuah tempat di pedalaman Kalimantan yang berjarak ±133 km dari Kota Samarinda. Keberadaan kerajaan tersebut dibuktikan dengan ditemukannya prasasti-prasasti Yupa (batu bertulis dalam huruf pallawa) sebanyak 4 (empat) buah yang menerangkan adanya sebuah peradaban bercorak Hindu-Budha di awal-awal milenium pertama.



Kerajaan Kutai mungkin tidak akan terkenal seperti sekarang, jika tidak ada temuan yang cukup penting bagi rekonstruksi sejarah perjalanan anak bangsa.Raja pertama dan yang paling terkenal dari Kerajaan Kutai Martadipura adalah Raja Mulawarman Nala Dewa. Kenaikan tahta dari Mulawarman dibuktikan dengan pemberian 20.000 ekor sapi kepada brahmana yang mentasbihkan Mulawarman sebagai raja. Namun, informasi lebih lanjut tentang Mulawarman sampai sekarang masih menjadi misteri. Baru pada abad ke-13, informasi tentang raja–raja Kutai mulai terungkap dari Naskah Salasilah Kutai yang memuat kronologi raja–raja Kutai Martadipura, sejak Raja Kudungga hingga raja ke-25 yaitu Setiaguna Dermasetia.



Nama-nama maharaja Kerajaan Kutai Martadipura:



  1. Kudungga

  2. Aqwawarman

  3. Mulawarman Naladewa

  4. Seri Warman

  5. Maha Wijaya Warman

  6. Gaja Yana warman

  7. Wiajaya Tungga Warman

  8. Nala Singa Warman

  9. Jaya Naga Warman

  10. Nala Perana Warman Dewa

  11. Gadingga Warman Dewa

  12. Indra Warman Dewa

  13. Sanga Warman Dewa

  14. Singa Wargala Warman Dewa

  15. Cendra Warman

  16. Prabu Kula Tunggal Dewa

  17. Nala Indra Dewa

  18. Indra Mulia Warman Tungga

  19. Sri Langka Dewa

  20. Guna Perana Tungga

  21. Wijaya Warman & Puteri Indra Perwati Dewi

  22. Indra Mulia

  23. Sri Aji Dewa

  24. Setiaguna

  25. Dermasetia



Sumber : Sayid Muchsin ( 2005 )


Kutai Kertanegara



Selanjutnya pada abad ke-14 di Muara Sungai Mahakam, tepatnya di jahitan layar, berdirilah sebuah kerajaan yang bernama Kutai Kertanagara. Raja pertama Kerajaan Kutai Kertanagara adalah Adji Betara Agung Dewa Sakti, dan mempunyai permaisuri yang bernama Puteri Karang Melenu. Pada masa ini, Islam telah muncul sebagai kekuatan politik di Kalimantan Timur, dan masuk ke Kutai Kertanegara pada masa raja Adji Mahkota pada tahun 1525 M, dan bergelar Adji Mahkota Mulia Islam.
Masuk dan berkembangnya Islam di Kutai tidak terlepas dari jasa dua ulama / mubaligh kenamaan yang bernama Syekh Abdul Qodir Khatib Tunggal yang bergelar Datuk Ri Bandang dan Datuk Ri Tiro yang bergelar Tuanku Tunggang Parangan. Dalam beberapa buku sejarah dikatakan bahwa Datuk Ri Bandang adalah seorang ulama terkenal dari yang berasal Minangkabau yang diutus oleh Sultan Aceh untuk menyebarkan agama Islam ke Nusantara Timur pada awal abad ke-17.


Kutai Kertanegara Ing Martadipura



Pada sekitar abad ke-17 semasa pemerintahan dipegang oleh Adji Pangeran Sinum Panji Mendapa, beliau berhasil menaklukkan Kerajaan Kutai ing Martadipura yang berada di Muara Kaman yang saat itu diperintah oleh Raja Dermasetia. Selanjutnya kedua kerajaan tersebut menyatu dan menjadi Kerajaan Kutai Kertanegara Ing Martadipura hingga saat ini.



Raja dan Sultan yang memerintah Kerajaan Kutai Kertanegara Ing Martadipura adalah:



  1. Adji Betara Agung Dewa Sakti ( 1300 -1325 M )

  2. Adji Betara Agung Paduka Nira 9 1325 - 1360 )

  3. Adji Maharaja Sultan ( 1370 - 1420 M)

  4. Adji Raja Mandarsyah ( 1420 - 1475 M

  5. Adji Pangeran Temenggung Baya-Baya ( 1475 - 1525 M )

  6. Adji Raja Makota Mulia Islam (Mulai memeluk Islam, 1525 - 1600 M )

  7. Adji Dilanggar ( 1600 - 1605 M )

  8. Adji Pangeran Sinum Panji Mendapa ( 1605 - 1635 M )

  9. Adji Pangeran Dipati Agung ( 1635 - 1650 M )

  10. Adji Pangeran Mojo Kesuma ( 1050 - 1685 M )

  11. Adji Ragi gelar Adji Ratu Agung ( Raja perempuan, 1686 - 1700 M )

  12. Adji Pangeran Dipati Tua ( 1700 - 1730 M )

  13. Adji Pangeran Dipati Anum Panji Mendapa ( 1730 - 1732 M )

  14. Sultan Adji Muchammad Idris ( 1732 - 1739 M )

  15. Sultan Adji Muchammad Muslihuddin ( 1739 - 1982 M )

  16. Sultan Adji Muchammad Salehuddin ( 1782 - 1750 M )

  17. Sultan Adji Muchammad Sulaiman ( 1850 - 1899 M )

  18. Sultan Adji Muchammad Alimuddin ( 1899 - 1910 M )

  19. Sultan Adji Muchammad Parikesit ( 1920 - 1972 M )

  20. Sultan Adji Muhammad Salehuddin II ( 1999 s/d sekarang )




Sumber : (Harry Bachroel, 2002)


Daerah Istimewa Kutai



Dalam zaman kemerdekaan Republik Indonesia (± 8 tahun), Kesultanan Kutai Kertanegara masih tetap menjalankan pemerintahan karena dimungkinkan berdasarkan pasal 18 UU No.22 Tahun 1948. Berdasarkan UU Darurat No. 3 Tahun 1953, Kesultanan Kutai berubah menjadi Daerah Istimewa Kutai.



Berdasarkan UU No.27 Tahun 1959, Daerah Istimewa Kutai berubah menjadi Daerah Tingkat II Kutai (dan Kota Praja Balikpapan serta Kota Praja Samarinda). Dalam perjalannya pelaksanaan UU ini baru berjalan pada tahun 1960 setelah dilakukannya Sidang Istimewa DPRD Daerah Istimewa Kutai pada hari Kamis tanggal 20 Januari 1960. Pengaruh Kesultanan baru terasa pudar setelah ditahannya Sultan dan kerabatnya oleh Brigjen Suharyo (Pangdam IX Mulawarman) tahun 1965, sewaktu Partai Komunis Indonesia berkuasa.



Sebelum adanya pemekaran wilayah, kabupaten ini masih bernama Kabupaten Kutai dengan luas wilayahnya mencapai ±95.046,00 km², dan memiliki 38 kecamatan dan 482 desa/kelurahan.
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 47 tahun 1999 Kabupaten Kutai dimekarkan menjadi 3 (tiga) daerah kabupaten dan 1 (satu) kota, yaitu:



  1. Kabupaten Kutai Kartanegara

  2. Kabupaten Kutai Timur

  3. Kabupaten Kutai Barat

  4. Kota Bontang


Geografis, Topografis dan Iklim

Batas Administratif



Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara terletak pada posisi antara 115°26’28” Bujur Timur sampai dengan 117°36’43” Bujur Barat, dan antara 1°28’21” Lintang Utara sampai dengan 1°08’06” Lintang Selatan, dengan batas administratif sebagai berikut:



  • sebelah utara: Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang.

  • sebelah timur: Selat Makasar.

  • sebelah selatan: Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kota Balikpapan.

  • sebelah barat: Kabupaten Kutai Barat.


Topografis



Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari pantai, daratan, dan pegunungan. Wilayah pantai berada di bagian timur dan mempunyai ketinggian 0-7 meter dari permukaan laut (dpl). Luas wilayah pan­tai ini 202.281 Ha atau 7,42% dari luas wilayah kabupaten, dan memiliki potensi untuk dikembangkan budidaya perikanan.
Wilayah dengan ketinggian 7-25 meter dari permukaan laut (dpl) mempunyai luas 837.947 Ha atau 30,73% dari luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Wilayah ini merupakan tanah datar sampai landai, kadang tergenang, kandungan air tanah cukup baik, dapat dialiri dan tidak erosi sehingga cocok untuk pertanian lahan basah. Sedangkan wilayah daratan dengan ketinggian lebih dari 25-100 meter dari permukaan laut (dpl) dan mempunyai areal sekitar 682.027 Ha atau 25,02%. Wilayah dengan ketinggian lebih dari 100 meter dari permukaan laut (dpl) memiliki luas 1.004.055 Ha atau 36,83% yang ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung dengan pengembangan terbatas.
Gunung yang paling tinggi adalah Gunung Lengkup dengan ketinggian 485 meter yang terletak di Kecamatan Loa Kulu. Danau yang terdapat di wilayah ini berjumlah 26 buah, yang paling luas yaitu Danau Semayang dengan luas ±13.000 hektar. Terdapat sekitar 30 sungai yang tersebar di hampir semua kecamatan dan merupakan sarana angkutan utama bagi masyarakat. Sungai yang terpanjang adalah Sungai Mahakam dengan panjang sekitar 920 kilometer.


Iklim



Iklim wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sangat dipengaruhi oleh iklim tropis basah yang bercirikan curah hujan cukup tinggi dengan penyebaran merata sepanjang tahun, sehingga tidak terdapat pergantian musim yang jelas. Iklim di Kabupaten Kutai Kar­tanegara juga dipengaruhi oleh letak geografisnya, yakni iklim hutan tropika humida dengan suhu udara rata-rata 26°C , dimana per­bedaan antara suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 5°-7°C. Jumlah curah hujan di wilayah ini berkisar 2.000-4.000 mm/tahun dengan jumlah hujan rata-rata 130-150 hari/tahun.


Sosial Budaya dan Kependudukan

Sosial Budaya



Di daerah Kutai terdapat 3 (tiga) jenis seni budaya yang unik dan menarik, yaitu:



  • DI DAERAH  PESISIR/PANTAI: Seni budaya yang dipengaruhi budaya Arab/ Islam

  • DI DAERAH TENGAH: Seni budaya Keraton/Klasik/Pengaruh Hindu.

  • DI DAERAH PEDALAMAN: Seni budaya Tradisional/Dayak.


Beragamnya seni budaya dan pengaruh dari kebudayaan asing menciptakan beragamnya potensi seni dan budaya Kutai Kartanegara yang menarik untuk dinikmati dan juga dipelajari oleh wisatawan. Upacara adat, lagu-lagu dan gamelan Kutai, tari-tarian dan busana adat.


Upacara adat:



  1. Meminang

  2. Sorong Tanda

  3. Bepacar

  4. Mendi-mendi dan bealis

  5. Akad nikah

  6. Naik penganten

  7. Naik mentuha

  8. Belenggang (7 bulanan)

  9. Naik ayun

  10. Sunatan / Khitanan

  11. Kematian – Damar Semurup – Betaki

  12. Jiarah / Ngucur

  13. Erau

  14. Tepong Tawar

  15. Beluluh

  16. Bedudus

  17. Begorok

  18. Berumban

  19. Bepelas

  20. Menyamper

  21. Mengundang Air

  22. Rangga titi

  23. Mengulur naga

  24. Belimbur

  25. Mendirikan ayu / merebahkan ayu

  26. Begelar

  27. Memberi makan benua

  28. Merangin



Lagu-lagu dan Gamelan Kutai:



  1. Penembe

  2. Temindu Pateh

  3. Temenggung

  4. Sumbu Langit

  5. Badat

  6. Perang Tanding

  7. Rangga

  8. Temenggung Berkuda

  9. Kelana Kelijiq

  10. Gunung Sari Enjala

  11. Baksa

  12. Perbangsa

  13. Gong Golong

  14. Senenan

  15. Serseh

  16. Ayakan Kedaton

  17. Ayakan Mereng

  18. Ayakan Lima

  19. Giru

  20. Setro

  21. Irang-Irang

  22. Mrondowo

  23. Merong

  24. Dewa Manah

  25. Ganjur

  26. Kanjar Laki

  27. Kanjar Bini

  28. Yang Yo

  29. Bebat Lontang



Tari-tarian:



  1. Ganjur

  2. Menurunkan dan memulangkan ganjur

  3. Kanjar bini

  4. Kanjar laki

  5. Tari topeng (penembe, wirun, gunung sari, kelana, pateh, temenggung, kemindu, panji, rangga, togog, bota,  dan temban)

  6. Kanjar Ganjur (kreasi baru gabungan tari kanjar, ganjur dan topeng) kreasi H.A.R. Padmo, H.A.R. Aryo Jaya Winata dan A.R. Aryo Kerma Nata tahun 1970.

  7. Beksan Putri (ciptaan H.A.R. Jaya Winata tahun 1990)

  8. Tarian dewa (Dewa Manah, Besaong manok, dll)

  9. Tarian Belian

  10. Jepen (tarian rakyat)




Busana Adat Kutai:



  1. Busana Sultan (memakai kelibun)

  2. Busana Ratu (memakai kepong)

  3. Busana Pangeran

  4. Busana Raden (laki/perempuan)

  5. Busana Bambang

  6. Busana Takwo (laki/perempuan)

  7. Busana Menari untuk Pangeran dan Raden

  8. Busana Putih – Putih (laki – laki Pangeran dan Raden)

  9. Baju Miskat (untuk laki – laki)

  10. Baju Sakai ( untuk remaja Putri)

  11. Baju Cina (laki/perempuan)

  12. Busana Anta Kesuma (pengantin)

  13. Baju Kutai Setempik

  14. Busana Penggapit (laki – laki / perempuan)

  15. Busana  pangkon (laki/perempuan)

  16. Busana Dewa (perempuan)

  17. Busana Belian

  18. Busana Prajurit


Kependudukan


Jumlah penduduk Kutai Kartanegara pada tahun 2009 sebesar 611.169 Jiwa dan meningkat menjadi 626.286 jiwa pada tahun 2010.



Dengan luas wilayah sebesar 27.263,10 km², kepadatan penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2009 adalah 19,89 orang per km². Sebagian besar penduduk Kutai Kartanegara berada di Kecamatan Tenggarong yang merupakan ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara.