Bos 222

Bekantan S Hitam

Tabang

Museum Mulawarmanr

Taman Gubangss

Beluluh

Pulau Kumala

Bukit Bangkiray Baruss

Ladayass

Kaltim Park

Statistik

Hit hari ini : 72
Total Hits : 1,856,268
Pengunjung Hari Ini : 44
Pengunjung Online : 1
Total pengunjung : 522,874

Flag Counter

Home Berita dan Artikel

Berita dan Artikel

 Penutupan Festival Kota Raja ( FKR ) Ke VII


 Gelaran Festival Kota Raja (FKR) ke VII, untuk menyambut HUT kota Tenggarong ke-236, yang di laksanakan Dinas Pariwisata selama sepekan digelar sejak 29 September sampai 7 Oktober 2018  telah berakhir, acara yang diawali Ziarah makam pendiri kota Tenggarong Aji Imbut dan Sidang Paripurna di gedung DPRD Kukar, lalu diisi berbagai macam kegiatan yang berpusat di Tenggarong Fair II tahun 2018 yang berpusat dihalaman parkir Stadion Rondong Demang Tenggarong.

 Kegiatan FKR VII dan Tenggarong Fair II tahun 2018 yang diselenggarakan dalam rangka memeriahkan hari jadi Kota Tenggarong ke 236 tahun. Pada malam penutupan tersebut para pengunjung yang hadir dihibur dengan penampilan artis ibu kota seperti Tika KDI, Ari Bintang Pantura, Wandie Mario dan Ira Babyra serta performance band lokal, fashion show Batik Kutai Melayu karya Imam Pranawa Utama oleh alumnus putra-putri Teruna Dara Kukar. Lebih lanjut, pada kegiatan tersebut juga dirangkai dengan penyerahan hadiah lomba foto Eksotika Erau 2018, lomba Gasing dan pemberian piagam penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Kukar kepada pihak sponsorship yang telah ikut berpartisipasi pada pelaksanan FKR VII dan Tenggarong Fair II.

 Drs. Edi Damansyah. M. Si., selaku (Plt) Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) menutup secara resmi Festival Kota Raja (FKR) VII dan Tenggarong Fair II tahun 2018. Hadir pada kegiatan penutupan tersebut diantaranya Kadis Pariwisata Kukar Dra. Sri Wahyuni. MPP, Dandim 0906 Tenggarong Letkol Czi Bayu Kurniawan, Kapolres Kukar AKBP Anwar Haidar, Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar H Sukhrawardy, Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu (BPMPSP) Kukar Bambang Arwanto serta tamu dan undangan lainnya.

 Dalam kesempatannya Drs. Edi Damansyah. M. Si., memberikan arahannya mengapresiasi kegiatan FKR VII dan Tenggarong Fair II tahun 2018 yang dilaksanakan dengan semangat kebersamaan dan gotong royong oleh seluruh Stakeholder yang ada."Kami ucapkan terimaksih kepada seluruh sponsorship sehingga kegiatan ini bisa terlaksana dengan semangat betulungan (gotong royong)," beliau berharap kegiatan FKR dan Tenggarong fair tersebut bisa terus dilaksanakan setiap tahunnya sehingga kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memeriahkan hari jadi Kota Tenggarong tersebut akan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

 Festival Jepen Kreasi Di Tenggarong Fair II


 Festival Kota Raja ( FKR ) ke VII telah berlangsung selama beberapa hari, dan termasuk dalam kegiatan acaranya ialah Festival Jepen Kreasi yang akan berlangsung selam dua hari. Acara ini di hadiri langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata Kab Kutai Kartanegara Dra. Sri Wahyuni.MPP., selama dua hari ini akan berlangsung dua kategori tari Jepen yaitu kategori anak SD sampai SMP dan kategori Umum. Tiga orang dewan juri yang sudah sangat berpengalaman di bidangnya.


 pertama DRA. Hj. Zaifah Nurbani, Kedua Dra. Hj. Isnaniah usman, dan ketiga Drs. Surya Gunawan. Pada hari pertama dimulai dengan Jepen Anak atau Tingkat Pelajar, tampil sebagai pembuka dengan judul tari Jepen Pegi Behuma, menceritakan aktifitas kehidupan para petani dalam proses menanm padi ( Behuma ). Seperti membuka dan membersihkan lahan, mengasak / membuat lubang pada permukaan tanah, menabur benih padi menjaga muma dari gangguan burung dengan menggunakan boneka orangan sawah lau bersuka ria dengan penuh rasa cinta dan persaudaraan bersama memanen dan memetik buah padi, merontokkan dan melenggang dan menempi hasil buah panen padi.


 Jempen Rampak Begenjoh yang bersinopsiskan Berjepen Begenjoh berempak beriramamelayu Kutai dengan khazanah tradisi yang ada, kekanakan menaridengan serentak berempak begenjoh menguatkan tradisi mengkokohkan norma – norma yang ada dengan moderenisasi tanpa melupakan akar tradisi yang ada. Berlanjut lagi dengan tampilan dengan judul tarian Bena semayang, tarian yang menceritakan tentang pergaulan muda – mudi yang menari dengan lincahnya dengan diiringi tingkilan danau semayang dengan gerak lemah gemulai, dan dinamis mengsimbolkan kekuatan dan persatuan masyarakat Kutai kartanegara tidak lupa serahung melambangkan perlindungan dari mara bahaya, tarian ini mengandung unsur melayu yang begitu kental dan menyatu dengan nilai religi.  Masing – masing peserta membawa para pendukungnya, sehingga setiap kali para peserta yang tampil di panggung Tenggarong Fair II, riuh keramaian dari para pendukung meramaikan suasana Festival Tari Jepen Kreasi ini.


 TKC Akan Tampil Dengan Kostum Baru


 Salah satu yang di tunggu masyarakat Tenggarong dan sekitarnya saat berlangsungnya Hari Ulang Tahun Tenggarong ke 236  yang di gelar Dinas Pariwisata kab Kutai Kartanegara lewat even Festival Kota Raja (FKR) ke VII, yaitu tampilan dari para talent  Tenggarong Kutai Carnival (TKC). Sesuai yang telah terjadwal dari kegiatan selama sepekan di Tenggarong Fair II, para talent TKC akan tampil menyapa masyarakat Kutai Kartanegara dan menyemarakkan Hari Ulang Tahun ke 236  tenggarong pada hari Sabtu tanggal 6/10.


 Dalam Kesempatannya Kepala Dinas Pariwisata Kab Kutai Kartanegara Dra. Sri Wahyuni. MPP., menyampaikan Show time ini sekaligus memeriahkan HUT Kota Tenggarong ke-236, dimana akan ada sejumlah talent yang tampil dengan kostum tema baru. "Tahun ini kita perkenalkan lagi 3 tema yang baru, yakni tema Ulap Doyo, Sampe' dan Bunga Jaong atau Kecombrang,".Masing-masing tema akan dibawakan 10 talent, total ada 30 talent. Nantinya manajemen TKC akan memilih 30 kostum baru untuk ditampilkan pada perhelatan Erau Adat Kutai & International Folklore Art Festival (EIFAF) 2019.


 "Nanti kostum baru ini pada EIFAF tahun depan akan kita tampilkan seperti di opening dan closing Asian Games 2018, dimana mereka akan membawa nama-nama negara,". Dra. Sri Wahyuni. MPP  menambahkan Untuk rute, seluruh talent TKC akan start dari panggung Tenggarong Fair II di lapangan parkir Stadion Rondong Demang."Start dimulai pukul 15.30 Wita, rutenya melewati jalan Stadion, Jalan Teratai dan akan finish di Kedaton Kesultanan Kutai.


 Begasing Ramaikan Tenggarong Fair II


 Selama sepekan Festival Kota Raja (FKR) ke VII berlangsung dan banyak permainan tadisional Kutai yang akan di pertandingkan di pusat kegiatan yaitu di halaman Parkir Stadion Rondong Demang Tenggarong. Tepat depan pentas kesenian Tenggarong Fair II, berlangsung berbagai macam permainan tradisional Kutai yaitu Begasing. Permainan gasing sangat di gemari Anak-anak hingga orang dewasa menyukai permainan tradisional ini.


 Melalui Festival Kota Raja (FKR) VII di Tenggarong, permainan gasing kembali diperkenalkan. Masyarakat bisa menyaksikan langsung berbagai jenis gasing dan ikut bertanding di Tenggarong Fair II, di halaman parkir Stadion Rondong Demang.Komunitas Keroan Begasing Kutai hadir mempertahankan permainan tradisional yang nyaris punah. "Anak-anak sekarang lebih menyukai gadget, padahal gasing ini tak sekadar permainan, tapi juga olahraga ketangkasan, dan pada Festival Kota Raja (FKR) ke VII kali ini mengundang para pelajar untuk ikut serta dalam meramaikan ulang tahun Kota Tenggarong.Untuk di ketahui bahwa Gasing sendiri dibuat dari kayu Banggeris.


 Proses pembuatannya cukup singkat hanya berlangsung 10 menit jika menggunakan mesin bubut. Namun kalau dibuat melalui proses manual memakan waktu hingga satu hari. Pemilihan bahan baku dari kayu Banggeris ini memiliki karekteristik lebih kuat dibandingkan dengan kayu ulin. Maklum, permainan gasing aduan ini harus mengutamakan kekuatan agar gasing tidak mudah pecah saat dibenturkan.


 Jenis kayu banggeris ini sendiri dibedakan lagi 3 macam, yakni tanduk, lilin dan jeltang. Jenis tanduk ini memiliki kualitas lebih bagus, tak heran kalau gasing jenis ini dibandrol harga lumayan mahal. Permainan ini tak pernah lepas dari tali untuk memutar gasing. Tali ini bisa terbuat dari kulit kayu jomok, rafia hingga akar kayu.

 Festival Kota Raja (FKR) Ke VII


 Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali menggelar Festival Kota Raja (FKR) ke VII, untuk menyambut HUT kota Tenggarong ke-236.Seluruh para pejabat Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) beserta Kesultanan Kutai, di ketahui bahwa pada hari Jumat telah melaksanakan Ziarah makam pendiri kota Tenggarong Aji Imbut dan Sidang Paripurna di gedung DPRD Kukar.


 Dalam kesempatannya Kadis Pariwisata Kukar Dra. Sri Wahyuni. MPP., menyampaikan bahwa Festival Kota Raja (FKR) akan berlangsung selama sepekan, dari tanggal 29 September hingga 07 Oktober, yang pelaksanaannya berpusat di halaman parkir stadion Rondong Demang Tenggarong. Pada Festival Kota Raja (FKR)  ini, Tenggarong Fair kembali digelar untuk kedua kalinya yang akan diisi bazaar, art & craft, serta lomba menulis cerita dan lomba foto FKR VII. "Nanti juga ada pentas ekspresi pelajar dimana akan ada pentas seni dan atraksi komunitas serta pentas seni daerah Kutai,".


 Selain itu, juga ada lomba mewarnai dan menggambar anak-anak, zumba party, 1 jam bersama tari topeng Kutai, dan lomba permainan tradisional, ada pula pentas seni nusantara dimana didalamnya akan dilangsungkan festival Jepen tingkat anak dan umum, serta raggae party Tenggarong. Festival Kota Raja (FKR) tahun ini kembali menghadirkan para talent Tenggarong Kutai Carnival atau TKC serta suguhan hiburan rakyat dan fashion show. Festival Kota Raja (FKR) VII dan Tenggarong Fair II, ini di buka secara resmi oleh Plt. Bupati Kukar Drs. Edi Damansyah. M. Si., yang di di tandai dengan pemukulan gendang bersama Dandim 0906 / TGR Letkol Czi Bayu Kurniawan dan Kepala Kejaksaan Negeri Tenggarong bapak Kasmin.


 Saat sambutan Plt. Bupati Kukar Drs. Edi Damansyah. M. Si., menyampaikan Melalui festival ini, kita dapat mewadahi berbagai atraksi seni budaya, maupun produk dan atraksi kreatif lainnya yang di hasilkan oleh masyarakat Tenggarong dan sekitarnya. Hadirnya Festival Kota Raja dan Tenggarong Fair merupakan salah satu terobosan untuk mewujudkan program Jonok Ngan Kukar, yakni bagaimana membuat kerinduan pengunjung dan wisatawan untuk kembali datang ke Kota Raja Tenggarong. Dan dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat memicu perputaran ekonomi bagi para pelaku usaha yang terlibat langsung dalam Tenggarong Fair, maupun pelaku usaha lainnya yang berada di kota Tenggarong.


 Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kutai Kartanegara


 Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kutai Kartanegara dalam rangka memperingati hari Ulang Tahun Kota Tenggarong yang ke 236, telah berlangsung dengan khidmat. acara sidang ini di hadiri Ketua, Wakil Ketua dan Para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ) Kab Kutai Kartanegara, Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Pj. Sekda, Para Asisten dan Staf Ahli Bupati Kab Kutai Kartanegara, Para Kepala Perangkat Daerah Lingkup Pemkab Kutai Kartanegara, serta para undangan lainnya. acara ini di awali dengan semua peserta sidang berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya, di lanjutkan dengan Pembacaaan riwayat dari kota Tenggarong.


 Dalam Kesempatannya Plt Bupati Kutai Katanegara Drs. Edi Damansyah. M. Si., beliau menyampaikan saatnya Kutai Kartanegara menjadi pelopor birokrasi pelayanan publik yang baik, yaitu birokrasi yang mampu memenuhi harapan rakyat. Ketika rakyat bertanya kita bisa menjawab, ketika rakyat meminta kita bisa memberi. Diakui bahwa pencapaian yang belum optimal, untuk itu intervensi pembangunan di segala bidang terus kita tingkatkan. Kedepan harus bisa di petakan permasalahan – permasalahan pembangunan dengan baik sehingga penangannya bisa semakin efektif dan tepat sasaran. Itulah kerja kita bersama yang harus selesai dan tuntas. Setiap tanggal 28 September kita memperingati hari jadi Kota Tenggarong. Peringatan ini adalah momentum yang sangat penting bagi kita untuk introspeksi dan evaluasi serta untuk melakukan perencanaan kedepan yang lebih baik, dan kita semua harus bersinergi di bawah visi yang sama melalui Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera ( Gerbang Raja II ).

 Hasil tersebut bukanlah akhir dari proses perubahan di Kutai Kartanegara. Apa yang di upayakan tersebut bukanlah untuk sensasi, melainkan sebagai gambaran sekilas tentang kerja bersama yang telah kita lakukan. Atas berbagai prestasi dan keberhasilan pembangunan selama ini patut kita sukuri, sebagian besar telah melampaui apa yang di rencanakan atau atas target.


 Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera ( Gerbang Raja ) telah membawa kab Kutai Kartanegara kearah yang lebih baik. Berbagai bentuk apresiasi dan prestasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah terus mengalir, meningkat dan semakin baik.


 Peringatan Hari Jadi Kota Tenggarong Ke - 236


 Hari jadi kota Tenggarong di peringati setiap tahunnya dan kali ini sudah menginjak yang ke 236, diperingati Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) dengan melaksanakan ziarah ke makam Aji Imbut atau Sultan AM Muslihuddin, pendiri Tenggarong pada 28 September 1782 silam. Kegiatan ini dihadiri Plt Bupati Kutai Kartanegara Drs. Edi Damansyah, M. Si., Putra Mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat, Ketua DPRD Kutai Kartanegara beserta pejabat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah lainnya.


 Ziarah yang berlangsung khidmat ini ditandai dengan tabur bunga dan peletakan Bunga Lompo, yakni karangan bunga dari anyaman daun pandan berbentuk persegi panjang, di atas makam Aji Imbut. Sebelumnya dibacakan riwayat berdirinya kota Tenggarong oleh Camat Tenggarong. Dalam riwayat singkat tersebut, Sejarah kota Tengggarong dimulai ketika Aji Imbut gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin memindahkan ibukota Kesultanan Kutai Kartanegara ke Tepian Pandan pada tanggal 28 September 1782.


 Perpindahan ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh kenangan pahit masa pemerintahan Aji Kado dan Pemarangan dianggap telah kehilangan tuahnya. Nama Tepian Pandan kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti Rumah Raja, lama-kelamaan Tangga Arung lebih populer dengan sebutan Tenggarong dan tetap bertahan hingga kini.


 Plt Bupati Kutai Kartanegara Drs. Edi Damansyah, M. Si., dalam kesempatannya kedepan Pemkab Kukar akan menjadikan Tenggarong sebagai kota yang di lengkapi sarana dan prasarana kota yang memadai. Selain itu kota ini juga akan di kembangkan menjadi pusat pariwisata, ekonomi, budarya dan pusat investasi yang penting di masa depan. Usai pelaksanaan ziarah di makam Aji Imbut, rangkaian peringatan hari jadi Tenggarong dilanjutkan dengan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kukar dengan agenda penyampaian pidato Bupati Kartanegara dalam rangka peringatan HUT kota Tenggarong.


 Mapak Suro Kirab Grebek Tumpeng Dusun Sukasari


 Suasana ramai di Dusun Sukasari, Desa Bukit Pariaman, Kabupaten Kutai Kartanegara. Di sepanjang pinggir jalan masyarakat berbaris dan berkumpul untuk menyaksikan acara Mapak Suro Kirab Grebek Tumpeng ini digelar dengan tujuan memeringati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H. acara ini tidak hanya di hadiri masyarakat Dusun Sukasari, namun yang berada di Tenggarong dan sekitarnya pun ikut menyaksikan dan meramaikan Mapak Suro tersebut. Dalam kesempatannya Bapak Sugeng Riadi sebagai kordinator acara Mapak Suro mengatakan, sebanyak 15 orang dilibatkan untuk menyusun tumpeng raksasa dari 40 jenis buah dan sayur hasil sedekah bumi warga sekitar.


 "Tumpeng raksasa ini dibuat dengan swadaya masyarakat. Kami membuat tumpeng raksasa ini 3 hari 3 malam," tuturnya. Lewat Mapak Satu Suro, ia ingin melestarikan budaya tradisional sekaligus meramaikan Tahun Baru Islam dan kami juga melibatkan semua suku yang ada di dusun kami. Ketinggian Tumpeng sekitar 3 meter di bawa menggunakan mobil pikup, terdiri 40 jenis sayuran dan buah, seperti wortel, timun, sawi, kacang panjang, bawang bombay, bawang putih, cabai merah, cabai hijau, petai, jengkol, pare, jagung, jeruk, buah naga, apel dan masih banyak lainnya.


 Sedangkan 5 tumpeng lainnya digotong warga ada tumpeng jajanan pasar, jajanan dan minuman kemasan, tumpeng nasi beras merah, nasi kuning dan nasi putih. Tumpeng pun di bawa keliling dusun sejauh 3 kilometer. Selain arakan tumpeng, barisan depan terdiri ibu-ibu yang membawa sajian makanan atau kue dalam wadah segi empat terbuat dari batang pohon pisang, seniman reog lengkap dengan penari jatilannya menjadi pengiringnya. Pejabat Pemkab Kutai Kartanegara turut hadir dalam acara ini diantarax Plt Bupati Kukar Drs. Edi Damansyah. M.Si., Kabag Kesra M Arsyad, Kepala Dinas Pariwisata Kukar Dra. Sri Wahyuni. MPP., dan Camat Tenggarong Seberang Suhari, beserta tamu kehormatan lainnya.


 Plt Bupati Drs. Edi Damansyah M.Si., berharap ajang ini akan menjadi agenda tahunan, sedangkan acara kali ini masuk tahun ketiga. Puncak acara Mapak Satu Suro adalah memperebutkan tumpeng raksasa, yang isinya diantara berupa hasil bumi, seperti sayur – sayuran, buah – buahan, hingga aneka jajanan. Hanya beberapa menit saja 6 tumpeng raksasa ini habis tak bersisa. Ratusan warga berebut tumpeng raksasa, mulai anak-anak, remaja, bapak-bapak dan ibu-ibu,dan terlihat ada sejumlah warga makan bareng tumpeng nasi lengkap dengan lauknya di tempat acara, namun adapula yang membawa sayuran, makanan dan buah yang berhasil direbutnya untuk di bawa pulang.



 


 Dinas Pariwisata Ikuti Pawai Pembangunan Merah Putih


 Pawai Pembangunan Merah Putih, dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke - 73 di Kota Raja Tenggarong. Acara pawai merah putih  HUT Kemerdekaan RI ini dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kukar, Ir. H. Marli. M.Si.,  Semangat serta kemeriahan pun terlihat dari para peserta Pawai Merah Putih yang berlangsung di jalanan kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Selasa (21/8/2018).


 Tempat star terbagi menjadi tiga, bagi peserta tingkat SD, SMP di Sekretariat Gerbang Raja, sedangkan Tingkat SMA dan Umum di halaman Kantor DPRD dan untuk kendaraan Hias akan star di halaman kantor Bupati dengan menempuh rute mulai dari Jl. KH Akhmad Muksin, Jl. Imam Bonjol, Jl. Danau Aji, Jl. Gunung Gandek, Jl. Gunung Kinibalu, Jl. RA Kartini, Jl. S. Parman dan finis didepan kediaman Sultan Kutai Kartanegara.Ribuan warga berkumpul di pinggir jalan protokol yang menjadi rute pawai.


 Semua penonton tampak antusias menyaksikan acara pawai yang diikuti 129 kelompok pelajar dan masyarakat umum. Untuk Team Dinas Pariwisata menurunkan dari seluruh Kepala Seksi dan Staf yang ada di Dinas Pariwisata kab Kutai Kartanegara, menggunakan baju adat cina dan peserta team TKC Kutai Kartanegara turun menggunakan berbagai macam kostum diantaranya Buah bolo, Pesut, Purun, dll.


 Tak hanya menggunakan baju cina, para team dari Dinas Pariwisata juga mmengedukasi serta mempromosikan kepada masyarakat atau para penonton dengan membawa baner yang berisi diantaranya dukungan untuk kain tenun ulap doyo dan cara mendukungnya, dukungan untuk facebook Visiting Kutai Kartanegara, pemberitahuan web Kutai Kartanegara Web My Borneo.

Para pelajar yang mengikuti Pawai tak hanya mengenakan busana daerah, mereka juga tampil dengan kreasi masing-masing. Pelajar SMPN 3 Tenggarong Seberang menampilkan ogoh - ogoh Pelajar SMKN 2 Tenggarong tampil dengan kreasi mobil balapnya, warga juga disajikan aksi barongsai dari perusahaan sawit dan di barisan terakhir, pawai dimeriahkan penampilan 20 mobil hias dari dinas, instansi, rumah sakit dan perbankan.

 Berlimbur


 Ribuan masyarakat dari berbagai daerah berkumpul di tenggarong untuk mengikuti proses Berlimbur di Tenggarong, terlebih lagi yang terpusat di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, karna berlangsung banyak prosesi adat sebagai penanda puncaknya Erau.

 Bersamaan dengan rombongan Keraton yang membawa Naga Bini dan Naga Laki ke Kutai Lama. Di depan Keraton Kutai, beberapa rangkaian ritual dilaksanakan dimulai dengan beumban, begorok, rangga titi, dan berakhir dengan Belimbur, Dalam rangkaian ritual yang dilaksanakan, Belimbur merupakan acara puncak dari rangkaian ritual ini. Dalam ritul Belimbur, seluruh masyarakat antusias mengikuti Belimbur dengan suka cita dan keceriaan sambil basah-basahan.


 Hal ini juga menjadi ajang masyarakat untuk memperkuat tali silaturahmi antar warga dengan berpartisipasi dalam ritual Belimbur. Pada masa sekarang, tradisi Belimbur berkembang menjadi suatu rangkaian acara Erau yang paling ditunggu oleh masyarakat dengan suka cita, bukan hanya masyarakat local yang menyambut suka cita Belimbur, tetapi juga ada warga asing atau wisatawan mancanegara yang berpartisifasi dalam peserta Erau Adat Kutai dan The 6Th International Folk Arts And Festival (EIFAF) tahun 2018, maupun wisatawan mancanegara yang memang khusus datang ke Kabupaten Kutai Kartanegara untuk berkunjung sangat antusias menyambut momen Belimbur. Belimbur dilakukan setelah prosesi Mengulur Naga selesai. Saat Kapal pembawa naga kembali ke Tenggarong dan di semua kampong / desa yang di lewati terjadi acara belimbur massal sebagai unsur kehidupan.


 Belimbur bermakna penyucian diri dari pengaruh jahat sehingga orang orang yang di limbur kembali suci dan menambah semangat dalam membangun daerah, serta lingkungan dan sekitarnya juga bersih dari pengaruh jahat. Belimbur sebagaimana Maklumat Sultan Kutai ke-XX H Adji Mohammad Salehoeddin II, ditetapkan dari Kepala Benua, Tengah Benua dan Buntut Benua. "Yaitu sepanjang Jalan Mangkurawang, Jalan AM Sangaji, Jalan Awang Long Senopati, Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Jendral Sudirman, Jalan KH Akhmad Muchsin, Jalan Woltermonginsidi, dan diakhiri pada pukul 14.00 Wita," ucap APHK Poeger.