Statistik

Hit hari ini : 43
Total Hits : 1,855,163
Pengunjung Hari Ini : 41
Pengunjung Online : 1
Total pengunjung : 522,390

Flag Counter

Home Daya Tarik Wisata / Seni dan Budaya / Desa Wisata

Desa Wisata

DESA BUDAYA LEKAQ KIDAU

Salah satu permukiman masyarakat suku Dayak Kenyah di Kutai Kartanegara dapat kita jumpai di Desa Lekaq Kidau yang berjarak kurang lebih 15 km dari ibu kota Kecamatan Sebulu. Serunya, karena aksesibilitas untuk mencapai lokasi tersebut masih sangat terbatas, perjalanan ke Desa Lekaq Kidau dapat ditempuh melalui sungai dari Desa Selerong menggunakan perahu ketinting, alat transportasi sungai yang khas. Perjalanan menjelajahi Sungai Mahakam ini ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit.

Di Desa Lekaq Kidau, kita dapat mempelajari kehidupan masyarakat suku Dayak Kenyah yang sangat khas, rumah-rumah laminnya, dan juga tari-tarian tradisional. Bahkan, jika sedang ada pertunjukan seni di sana, kita diajak untuk ikut menari bersama mereka. Masyarakat adat di Desa Lekaq Kidau juga menjual berbagai macam cenderamata khas buatan mereka yang dapat kita bawa pulang sebagai kenang-kenangan.

DESA BUDAYA LUNG ANAI




Desa Lung Anai jaraknya sekitar 38 kilo meter dari  kecamatan Tenggarong. Sejak 1965, orang dayak kenyah telah melakukan perjalanan dari Apo Kayan, Kabupaten Malinau, yang berbatasan dengan Malaysia, hingga akhirnya sampai Lung Anai, Kecamatan Loa Kulu pada sekitar 1985-1986. Kehidupan warga Lung Anai sebagian besar dihabiskan di ladang. Mereka mulai bekerja pukul 6 pagi hingga 6 sore. Bahkan ada yang berangkat hari senin dan pulang hari sabtu. Mereka tidak pulang kerumah untuk beristirahat siang, tapi sebelum berangkat mereka menyiapkan bekal terlebih dahulu disubuh hari. Selain berladang mereka juga melakukan kegiatan di Balai Adat Desa atau Lamin, diantaranya, merangkai manik, dan menyela’  atau menganyam rotan. Hampir sebagian besar perempuan Kenyah mengikuti kegiatan ini.  Tak hanya itu, perempuan juga punya peran besar dalam ritual adat. Dalam upacara Uman Undat atau upacara syukuran panen, perempuan menyiapakan segala bahan, untuk upacara. Semua bahan ini, mulai beras ketan, gula aren, kelapa, daun pisang dan daun coklat untuk pembungkus Ubaq’, hingga kayu bakar mereka dapat dari ladang.



 




 

DESA BUDAYA PONDOK LABU





Pondok Labu merupakan sebuah perkampungan suku Dayak Benuaq yang terletak lebih kurang 25 km dari kota Tenggarong. Di desa ini dapat dijumpai rumah adat suku Dayak Benuaq, yang dikenal dengan nama rumah Lamin berupa rumah panggung yang terbuat dari kulit kayu. Selain rumah adat Lamin, daya tarik yang ditawarkan perkampungan ini adalah berbagai benda seni budaya khas suku Dayak Benuaq, seperti gong, guci, patung mandau, serta alat-alat upacara untuk menaruh sesaji. Di perkampungan ini juga ditemukan tempat-tempat yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat, seperti kuburan adat dan tempat mengadakan upacara adat. Hampir setiap tahun di desa ini diselenggarakan upacara adat suku Dayak Benuaq, seperti Ngugu Tahun (untuk kesuburan pertanian), Upacara menolak bala, Upacara Tanam dan Panen Padi, Upacara Pengobatan Tradisional Belian, dan Upacara Belontang (penyembelihan kerbau yang dipersembahkan kepada arwah nenek moyang mereka). Aksesibilitas untuk mencapai lokasi Pondok Labu cukup baik. Untuk menuju lokasi dapat ditempuh melalui jalan Tenggarong-Kota Bangun, kemudian berbelok ke kanan melalui jalan perusahaan batubara PT.Multi Harapan Utama (MHU). Tarif Angkutan Bus dari Tenggarong adalah Rp. 20.000,-.




DESA BUDAYA RITAN BARU TABANG


Ritan Baru adalah salah satu desa di kecamatan Tabang yang  mayoritas penduduknya adalah suku Dayak Kenyah dan merupakan kecamatan terluas di Kutai Kartanegara sekaligus kecamatan terjauh dan cukup sulit dijangkau karena transportasinya yang masih mengandalkan Sungai Belayan. Ritan Baru merupakan suatu desa di kecamatan Tabang yang penduduknya sebagian besar dari Desa Sungai Kayan Hulu. Mereka sekarang menetap di desa ini yang terdapat lamin adat dan sejumlah anggota masyarakat yang masih bertelinga panjang. Masyarakatnya masih hidup dengan adat istiadat yang kental termasuk upacara adat dan seni budayanya. Di desa ini terdapat sebuah lamin yang bernama Lamin Amin Bioq yang merupakan pusat kegiatan budaya bagi masyarakat Dayak di Desa Ritan Baru dan tempat pelaksanaan upacara adat Mencak Undat yang dilaksanakan setiap tahun. Untuk mencapai Ritan Baru, dapat melalui kapal penumpang dari Samarinda yg memerlukan waktu perjalanan 2 malam. Atau melalui jalan darat menuju kecamatan Kota Bangun, setelah itu menggunakan long boat dengan biaya yang jauh lebih besar.








DESA SUNGAI BAWANG





Jika Anda ingin mengenal kebudayaan salah satu suku khas Kalimantan Timur, yaitu suku Dayak Kenyah, Desa Sungai Bawang adalah tempat yang tepat. Desa Budaya Sungai Bawang terletak di perbatasan Kabupaten Kutai Kartanegara dengan Kota Samarinda yang bersebelahan dengan Desa Budaya Pampang.

Suku Dayak Kenyah bermata pencaharian sebagai petani dan pengrajin. Kebudayaan dan kehidupan masyarakatnya yang khas sangat menarik untuk dipelajari. Setiap usai panen, suku Dayak Kenyah menyelenggarakan pesta panen yang diselenggarakan rutin setiap tahun. Setiap hari natal dan tahun baru, suku Dayak Kenyah menyelenggarakan pertunjukan kesenian dan tari-tarian tradisional, seperti tari Kacet Lasan, tari Datu Jukut, dan tari Perang. Tidak hanya itu, sebagai masyarakat pengrajin, masyarakat suku ini juga membuat patung, kerajinan manik, dan pakaian tradisional Dayak Kenyah yang dapat kita bawa sebagai cenderamata.



Desa Budaya Sungai Bawang terletak di Kecamatan Muara Badak dengan mayoritas penduduk suku Dayak Kenyah. Secara rutin, terutama setiap natal dan tahun baru masyarakat desa menyelenggarakan pertunjukan kesenian dan tari-tarian seperti tari Kancet Lasan, tari Datu Jukut, dan tari Perang. Setiap usai panen, masyarakat juga menyelenggarakan pesta panen yang diselenggarakan setiap tahun. Selain tari-tarian, masyarakat Desa Sungai Bawang membuat patung, kerajinan manik, dan pakaian tradisional Dayak Kenyah yang dapat menjadi cinderamata dan daya tarik bagi para wisatawan. Desa Budaya Sungai Bawang terletak 40 kilometer dari kota Kecamatan Muara Badak. Jalan masuknya melewati gapura utama di sisi jalan poros Samarinda–Bontang. Jarak dari Tenggarong menuju Desa Budaya Sungai Bawang ± 51 Km. Sedangkan dari Samarinda jaraknya adalah 31 Km. Untuk menuju Desa Sungai Bawang dapat menggunakan transportasi darat yaitu Bus jurusan Samarinda – Muara Badak dengan harga Rp. 15.000,- / orang dan berhenti di Gerbang menuju Desa Budaya Sungai Bawang. Dari gerbang menuju lokasi berjarak ± 15 Km dan dapat menggunakan kendaraan ojek.