Statistik

Hit hari ini : 36
Total Hits : 1,855,965
Pengunjung Hari Ini : 30
Pengunjung Online : 1
Total pengunjung : 522,751

Flag Counter

Home Berita dan Artikel

Berita dan Artikel

 BAJU ANTA KUSUMA


Pakaian adat tradisional Indonesia merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia dan banyak di puji oleh negara lain, dengan banyaknya suku - suku dan Provinsi yang ada di wilayah negara indonesia, maka bisa dipastikan banyak sekali baju - baju adat oleh masing - masing suku di seluruh Provinsi Indonesia.



Dalam hal ini Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura kekayaan budaya diantaranya terlihat dari Beragam baju adat yang dimilikinya yang kali ini memperkenalkan salah satu pakaian adatnya berupa pakaian Pengantin yaitu Baju Anta Kusuma.






Baju Anta Kusuma yang lebih di kenal dengan Kutai Kuning adalah baju pengantin kebesaran Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, baju ini pada jaman dahulu hanya boleh di kenakan oleh kalangan bangsawan saja, sedangkan kalangan rakyat biasa tidak di perbolehkan memakainya.



Seiring waktu setelah pembakuan baju adat pengantin seluruh Indonesia oleh HARPI MELATI, maka di perbolehkanlah pemakaian baju Anta Kusuma di semua kalangan masyarakat. HARPI MELATI adalah sebuah lembaga yang di bentuk dengan semangat menegakkan budaya bangsa, dan organisasi ini telah berdiri sejak berpuluh - puluh tahun yang lalu.



Baju Pengantin Anta kusuma ini di pakai saat pelaksanaan resepsi pernikahan atau lebih dikenal dengan naik pengantin yang dilaksanakan dengan segala prosesi adatnya. Dimulai dari Pengantin Pria yang datang sampai melewati rintangan - rintangan Lawa Cindei sampai di pertemukan dengan pengantin wanitanya.



Sesuai dengan namanya Kutai Kuning, baju ini memiliki warna dasar kuning dengan aksesoris keemasan, baju ini melambangkan kebesaran Kerajaan Kutai Kartanegara dengan tergabungnya beberapa aksesoris dari negara Cina, Arab, serta beberapa daerah yang ada di Indonesia seperti Bugis, Palembang, serta Kutai sendiri. Hal ini membuktikan betapa kayanya nilai - nilai seni yang di junjung pada zaman dahulu yang harus terus di lestarikan.   


 BUKA BERSAMA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA





Pada tanggal 17 Juli 2013 telah berlangsung kegiatan Acara Buka Bersama yang dilaksanakan oleh Keluaraga Besar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara di masjid AT Takwa Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara Tenggarong.



Acara yang di hadiri oleh seluruh unsur Pimpinan dan Staf serta para mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dra. Hj Yuni Astuti. MM., mengatakan momen Buka Bersama ini selalu rutin dilakukan setiap tahunnya sebagai bentuk mempererat silaturahim serta rasa persaudaraan dan kekeluargaan, terutama di antara Pimpinan dan Staf serta sesama pimpinan maupun sesama staf yang ada dilingkup Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.






Acara buka bersama ini juga di awali dengan acara penyerahan Zakat Propesi yang di serahkan langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara Dra. Sri Wahyuni, MPP. secara simbolis dengan menyerahkan sejumlah uang hasil pengumpulan Zakat Profesi dari staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kepada Badan Amil Zakat Daerah ( BAZDA ) Drs. H. Djuremi dan berlanjut penyerahan bingkisan kepada 3 PNS di lingkup Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang tahun ini memasuki pensiun.



Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dra. Sri Wahyuni. MPP, mengatakan Buka Bersama selain meningkatkan Iman dan Takwa serta hubungan silaturahim juga merupakan wujud rasa sukur atas lancarnya pelaksanaan Erau International Folklore and Art Festifal ( EIFAF ) 2013 lalu.



Menurut ibu Sri Wahyuni sebagai Instansi teknis utama penyelenggaraan Erau International Folklore and Art Festifal ( EIFAF ) 2013 lalu, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kutai Kartanegara dalam kesempatan ini menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada semua pihak yang mendukung suksesnya pelaksanaan Erau International Folklore and Art Festifal ( EIFAF ) 2013 lalu, hal ini terlihat dari terpenuhinya jadwal kegiatan yang semua dapat dilakukan sesuai rencana, termasuk tercipatnya ketertiban warga tuan rumah Tenggarong dan masyarakat Kutai Kartanegara umumnya".



Pada acara ini selain diisi dengan shalat magrib, isya dan taraweh berjameah juga ada penyampaian tauziah yang dilakukan oleh Drs. Nasrun dari kementrian Agama RI Kutai Kartanegara.



 



 


 MEREBAHKAN AYU





Ritual merebahkan ayu sebagai puncak akhir dari rangkaian kegiatan acara Erau Adat Pelas Benua dan International Folklore And Art Festival (EIFAF) 2013 yang digelar dikeraton (Museum Mulawarman) pada hari senin (8/7) pukul 09.00-11.00 wita.



Prosesi merebahkan Ayu dilakukan oleh empat (4) orang kerabat Keraton dan pejabat, diantaranya wakil Bupati Kutai Kartanegara H.M Ghufron Yusuf, dan Kepala Pengadilan Negri (PN) Tenggarong, serta dihadiri seluruh kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.



Dalam prosesi upacara adat merebahkan Ayu, mentri Sekretaris Keraton (Museum Mulawarman) HAP Gondo Prawiro bertugas menyambut ujung Ayu/Kepala Ayu yang disaksikan Sultan Kutai Kartanegara H.Adji Moehammad Salehoeddin II, dan Putra Mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat, serta kerabat Keraton lainnya.



Setelah Ayu direbahkan dan dilanjutkan dengan ritual Tepung Tawar oleh pawang perempuan atau yang disebut Dewa, ritul ini dilakukan sambil memercikan air ke Ayu yang telah dibaringkan pertanda bahwa acara Erau Adat Pelas Benua dan International Folklore And Art Festival 2013 sudah selesai atau berakhir dan dilanjutkan pula dengan pembacaan do'a selamat yang dipimpin oleh seorang kerabat Keraton sebagai tanda syukur kepada Allah S.W.T bahwa acara Erau Adat Pelas Benua dan International Folklore And Art Festival berlangsung sukses.



Selanjutnya Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura H.Adji Moehammad Salehoedin II, dan Putra Mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat, serta kerabat Keraton lainnya mulai berpamitan, petugas adat, Belian dan Dewa hingga pasukan Kesultanan menyalami 
Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura H.Adji Moehammad Salehoedin II dan ketiga Putranya.


 MENGULUR NAGA DAN BELIMBUR


Tuntas sudah gelaran Erau Pelas Benua dan Erau International Folklore And Art Festival ( EIFAF ) tahun 2013 di Tenggarong Kutai Kartanegara. Pesta adat yaang selama sepekan menghibur warga Kutai Kartanegar, baik wisatawan lokal maupun mancanegara berakhir minggu tanggal 07 Juli 2013. Kegiatan yang di hadiri oleh delapan negara itu tak sekedar berjalan sukses tapi mendapat apresiasi dari pemkab.






Sambutan Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari. S.Sos. MM mengatakan Erau tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karna tahun ini di gandeng EIFAF sehingga membuat lebih semarak. kegiatan Erau ini berjalan sukses sebab dari semua rangkaian acara mampu menyedot minat pengunjung. Sejumlah acara yang mampu menyita perhatian, di antaranya upacara adat Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Bepelas yang menyita perhatian dari tamu mancanegara, selain itu pada pentas seni dan budaya yang juga di isi dengan kesenian delapan negara Interenational Council of Organization of Folklore Festival and Fokle Art ( CIOFF ) sangat diminati pengunjung terutama masyarakt Kutai Kartanegara sendiri. Tak kalah menarik juga di Expo yang juga banyak pengunjungnya, hal ini terpantau dari selalu di padatinya pengunjung di Expo yang berlokasi di gedung bulu tangkis rondong demang, yang berarti erau kali ini sukse dan menarik minat orang di luar Kutai Kartanegara.  



Menurut Bupati Kutai Kartanegara suatu kehormatan bisa membuat hiburan Internasional di gelar, semua dapat menjalin persahabatan kepada negara lain yang datang, begitu juga partisipasi dari kabupaten / kota lainnya. " ini bisa membuka mata kita, supaya kesenian yang kita miliki semakin maju lagi". Beliau mengajak seluruh masyarakat Kutai Kartanegara untuk mempersiakan diri untuk menjadi tuan rumah yang baik dan ramah karena Kutai Kartanegara menjadi salah satu tujuan wisata di Indonesia.



Di akhir kesempatan Bupati Kutai Kartanegara menambahkan bahwa cinta kepada budaya bangsa sendiri itu, bagaimana membangun karakter diri agar berbudaya, kita harus memiliki kontribusi untuk memelihara alam tak hanya akan kaya sumber daya alam saja yang kita miliki, budaya dan kesenian pun kita kaya.






Puncak Kemeriahan Erau Pelas Benua dan Erau International Folklore And Art Festival ( EIFAF ) minggu 07 Juli 2013 di tandai denga prosesi mengulur naga. Prosesi di gelar di halaman Keraton Kesultanan Ing Martdipura, Replika Naga itu akan menyusuri sungai mahakam dan berakhir di Kutai lama, Anggana.



Seusai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Timur HM Aswin menutup acara resmi pesta adat seni dan budaya, sepasang replika naga yang sebelumnya berada di sisi kanan dan kiri keraton di angkat ke kapal dan di bawa ke Kutai lama, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAM Salehuddin II menjalani prosesi Beumban dan Begorok, lalu Sultan naik ke Rangga Titi ( Balai yang terbuat dari bambu kuning ). Pada prosesi ini Sultan memercikan Air Tuli ke dirinya sendiri. setelah itu dengan payung pinang, Air Tuli di percikan Sultan ke orang - orang di sekelilingnya, maka pada saat itulah acara Belimbur yang di tunggu - tunggu masyarakat Tenggarong dimulai.






Menurut Koordinator Erau Kesultanan Awang Imaludin, Belimbur bermakna penyucian diri dari pengaruh jahat sehingga orang orang yang di limbur kembali suci dan menambah semangat dalam membangun daerah, serta lingkungan dan sekitarnya juga bersih dari pengaruh jahat.  


 RITUAL BEPELAS


Prosesi ritual Bepelas dilakukan langsung oleh Sultan Kutai Kartanegara H.Moehammad Salehudin II, yang dilaksikan para kerabat kesultanan dan para undangan seperti forum koordinasi pemerintah daerah serta dari delegasi luar negeri diantaranya negara Perancis, Belgia, Rep.Ceko, Taiwan, Thailand, Korea Selatan, Mesir, dan Yunaniyang masing-masing bergantian mengikuti ritual Bepelas setiap harinya.






Ritual Bepelas diawali dengan tari-tarian oleh para Dewa sambil mengitari Ayu dan kemudian diikuti oleh anggota kerabat kesultanan dan undangan yang hadir bersama-sama menari tarian Ganjur.



Tarian Ganjur ini adalah tarian sakral yang dilaksanakandengan maksud untuk menjaga dan melindungi jalannya proses acara Bepelas Bepelas dari perbuatan roh-roh jahat supaya tidak mengganggu. Setelah tari-tarian disuguhkan, Sultan Kutai Kartanegara H.Moehammad Salehoeddin II dijemput untuk memulai pelaksanaan ritual Bepelas.






Seorang Pimpinan Belian terlebih dahulu membaca mantra-mantra yang diiringi gamelan-gamelan yang terus mengalun membawakan tembang Ireng-ireng. Ketika gong besar dibunyikan, Sultan kemudian meniti tapak kanan yang didahului dengan menginjak sebuah batu pijakan, tangan kanan Sultan memegang rentangan Tali Juwita, sementara tangan kiri memegang rentangan Kain Cinde. Sultan pun menuju Ayu yang teah berdiri tepat didepan gong Raden Galuh, Sultan kemudian berhenti sejenak untuk dipelas oleh seorang pawang yang disebut Belian.



Bersamaan dengan bersentuhnya kaki kanan Sultan pada gong tersebut, maka terdengar suara ledakan yang keras dari arah dermaga yang berada tepat didepan Keraton (Museum Mulawarman), jumlah ledakan pada malam pertama terdengar satu kali, dan malam kedua terdengar dua kali ledakan dan seterusnya kecuali malam jum'at tidak ada prosesi Bepelas, setelah Belian membacakan mantra-matra Sultan berbalik kebelakang dengan tangan kanan memegang Kain Cinde dan tangan kiri memegang Tali Juwita.



Usai prosesi Bepelas Sultan pun kembali memasuki ruangan dalam istana untuk bersantap malam, sementara tari-tarian pun kembali dilakukan para kerabat kesultanan Kutai lainnya , serta ditandai dengan mengambil Air Tuli dari tepian Mahakam (pelabuhan) didepan Keraton (Museum Mulawaman) dan dipengunjung acara para anggota kerabat kesultanan Kutai Kartanegara.






 


 GRAND FATMA HOTEL





Grand Fatma Hotel yang beralamatkan di Jalan Pesut No. 14 Kelurahan Timbau Tenggarong, Telp. (0541) 664226 Fax. (0541) 66690, Grand Fatma Hotel ini memiliki 65 Unit kamar dengan 80 Unit tempat tidur dan memiliki fasilitas lainnya seperti:  Lavernder Lounge, Kedaton Restaurant, Venus Karaoke, VIP Meeting Room = 20 Pax, Pasanggrahan Ballroom = 500 Pax, Private Meeting Room = 30 Pax, Bussines Center, WIFI, Kolam Renang, dan Matress by King Koil. Grand Fatma Hotel ini memiliki fasilitas yang lengkap sehingga akan membuat liburan anda menjadi kenangan yang tak terlupakan.



Grand Fatma Hotel Tenggarong yang bertaraf Internasional, di Kutai Kartanegara menjadi salah satu Fasilitas Kota tujuan Wisata Tenggarong, dengan hawa sejuk dan panorama yang indah dengan letak yang sangat stategis di jantung kota Tenggarng. Grand Fatma Hotel pada Ivent Erau International Floklore and Art Festival 2013 di gunakan sebagai akomodasi peserta EIFAF 2013, 5 dari 8 Negara EIFAF 2013 menginap di Grand Fatma Hotel, yaitu Prancis 14 orang, Korea Selatan 21 orang, Belgia 5 orang, Taiwan A 22 orang Taiwan B 14 orang dan Thailand 22 orang.



 


 EXPO (PAMERAN KERAJIANAN KHAS DAERAH KUTAI KARTANEGARA)





Erau International Folklore and Art Festival 2013 dimeriahkan juga dengan pameran Expo yang berlokasi di Gedung Bulu Tangkis Rondong Demang memberikan suatu spirit bagi peserta Expo khususnya untuk memperluas Network dalam bidang usaha yang mereka geluti / tekuni. Kerajinan yang dipamerkan di Expo beragam macamnya terutama kerajinan khas suku dayak seperti tenun ulap doyo, kerajian batu manik, Batik tulis Kaltim / Lembu Swana), kerajian dari rotan, dan lain - lain. Kerajinan khas suatu daerah harus dilestarikan agar tetap diminati dalam era globlalisasi dewasa ini. sebagai satu contoh kerajinan tas yang terbuat dari rotan, memang kalau dilihat atau dibandingkan dengan tas import harga jauh dibawah, akan tetapi kalau dilihat dari segi seni kerajinan tas ini jauh lebih baik dibanding dengan tas - tas import. Seharusnya tas - tas dari rotan, batu manik ini sudah bisa bersaing dengan tas - tas import. Pameran Expo ini ternyata peminatnya banyak pula baik dari pengunjung lokal (warga Tenggarong sendiri), ada juga dari luar daerah Ternggarong, contohnya dari Jakarta. Mereka sangat menyukai kerajinan khas suku dayak terutama kain tenun ulap doyo dan tas yang terbuat dari rotan.


  

 BESEPRAH


Acara Erau Adat Pelas Benua tahun ini menjadi lebih meriah karena menampilkan gelaran dari delapan negara peserta Erau International Folkloe And Art Festifal (EIFAF). Pada hari Rabu tanggal 3 Juli 2013 yang lalu, telah berlangsung kegiatan Beseprah, dalam Bahasa Kutai, yang artinya Makan bersama sambil duduk bersila diatas tikar, pada pukul delapan pagi, ratusan warga dan peserta Erau sudah mulai berkumpul di sepanjang jalan Diponegoro Tenggarong Kutai Kartanegara. Acara Beseprah ini salah satu kegiatan yang di tunggu oleh masryarakat Kutai Kartanegara, karena acara Makan besar tersebut tidak dipungut biaya atau gratis.



 



Ada bermacam-macam Kuliner yang di sajikan pada acara Beseprah ini secara gratis di hamparan kain sepanjang satu kilo meter, berupa jajanan khas kutai, seperti Serabai, Untuk-untuk, Apam, Putu labu, dan Roti Gembong. Ada juga makanan berat seperti Nasi kuning, Nasi kebuli, Nasi putih lengkap dengan pirik cabek (sambal) , gence ruan (ikan gabus goreng yang  di lumuri sambal), semor & masih banyak makanan yang lainnya. Makanan - makanan yang tersedia tersebut merupakan sumbangan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Perbankan, dan sejumlah perusahaan di Kutai Kartanegara.



Beseprah yang dalam fungsinya tidak hanya makan gratis, namun menjadi ajang pendekatan bagi kerabat keraton dan pemerintah dengan masyarakat sekitar merupakan bagian dari adat Erau. Turut hadir dalam Acara Beseprah ini para pejabat, anggota negara, serta peserta Erau International Folkloe And Art Festifal (EIFAF) yang ikut berbaur bersama warga Kutai Kartanegara.






Acara Beseprah di mulai pada saat Bupati Kukar, Ibu Rita Widyasari memukul kentungan bersama pejabat Forum Koordinasi Daerah (FKPD) Kukar, Putra Mahkota kesultanan Kutai HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat, yang di dampingi mentri sekretaris kesultanan kutai, HAP Kimdo Prawiro, serta perwakilan Delegasi dari Mesir.



Setelah Kentungan dibunyikan maka seluruh warga berpesta menikmati makanan yang telah tersedia, dalam kesempatannya Bupati Kutai Kartanegara Ibu Rita Widyasari mengaku bangga akan antusiasme masyarakat  untuk mengikuti Beseprah, "Beseprah tahun ini lebih meriah dibanding tahun lalu, sebab di ikuti delapan Negara dan harapannya agar tahun depan harus dapat lebih meriah lagi dan peserta dari negara lain bisa lebih banyak lagi"



Sejumlah peserta Erau International Folkloe And Art Festifal (EIFAF) yang hadir memiliki pandangannya tersendiri terhadap Acara Beseprah dan Makanan yang di sajikan, peserta dari Korea Selatan Jeong-nayong menyebutkan ciri khas makanan Kutai sama dengan negeri asalnya, karena rasanya pedas dan mereka menyukainya, karena di Korea Selatan tradisi seperti ini tidak ada, jadi tentu sangat berkesan karna bisa menghadiri acara ini dan ini pengalaman pertamanya yang sangat mengasyikkan. Peserta EIFAF dari Taiwan Jen-Yung-Liau, mengatakan hal yang sama dengan peserta dari Korsel bahwa kesan pertamanya adalah rasa pedas dan mereka menyukainya.



Acara Beseprah pun semakin meriah karena pada akhir acara, Bupati Kutai Kartanegara, Ibu Rita Widyasari bersama jajaranya mengajak seluruh tamu untuk berjoget / menari bersama Ala Arabian dan peserta Erau International Folkloe And Art Festifal (EIFAF) yaitu Mesir mempertunjukan keseniannya menari Ala negeri Arab.



 



 


 Ramah Tamah Peserta EIFAF 2013 Dengan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara








Acara Ramah Tamah antara Peserta EIFAF 2013 dengan seluruh Pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara yang digelar  pada hari Rabu Tanggal 03 Juli 2013, dan bertempat di Aula Gedung B Kompleks Perkantoran Bupati. Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Menteri Kebudayaan Mesir Mr. Mohamed Rajab Ali Mottah, 8 Negara EIFAF 2013, dan pejabat Struktural serta Staf Disbudpar.






Pertama-tama saya ingin menginformasikan pada anda alasan saya kenapa acara kami lebih lama dari yang anda semua ketahui. Anda semua mungkin sudah akrab dengan EIFAF. Di Daerah kami, Even ini sebetulnya adalah acara Erau Adat Pelas Benua dan dikombinasikan dengan International Folklore and Art Festival. Seperti yang anda ketahui, bahwa istilah Erau merujuk pada ritual di lingkungan Kesultanan Kartanegara Ing Martadipura. Setiap Tahun, tema Erau selalu berbeda tergantung Sultan yang memilih berdasarkan kondisi lokal di Kukar, Sultan menentukan Pelas Benua. Pelas Benua berarti membersihkan wilayah dari pengaruh jahat. Kata Adat adalah Custom. Jadi bentuk tema nama Erau Adat Pelas Benua dimana upacara adat yang ada di semarakkan dengan International Folklore and Art Festival. Jadi anda semua tidak terkejut lagi dengan tema dari Even kami.






Dalam kesempatan ini, saya ingin memperkenalkan budaya dan seni Kutai Kartanegara. Daerah kami sangat kaya akan budaya dan tradisi. Anda bisa mengenalinya dari segi Bahasa, Adat, Upacara Tradisi, Tari, Lagu - lagu Tradisional, Masakan, dan beberapa cerita bangunan dan tempat bersejarah.






Pertama bahasa, masyarakat Kutai berbicara dalam bahasa Kutai. Sebagai contoh, "ndak kemana kita" yang berarti mau pergi kemana?. Disamping itu, ada suku dayak yang berbicara dalam bahasa dayak. Suku Dayak sendiri terdiri dari banyak sub - sub yang mempunyai bahasa yang berbeda antara sub suku dayak satu dengan yang lainnya. Dalam hal adat, secara umum digunakan pada acara-acara tradisional, seperti upacara pernikahan dan kelahiran bayi. Seperti dalam minggu ini, semua kantor Pemerintahan di Kukar wajib memakai pakaian Adat daerah selama Festival Erau. Kami mengadopsi adat ini dari Kesultanan Kutai yang disebut pakaian adat miskat. Dan setiap hari kamis kami juga mewajibkan pakaian miskat sebagai pakaian resmi dikantor pemerintahan. Kewajiban ini kami ambil sejak tahun lalu.



Terkait dengan upacara tradisional. Kami ada 2 even besar, yakni Upacara Erau dan Mencaq Undat, yakni upacara perayaan panen suku dayak kenyah. Tradisi - tradisi lain juga masih berjalan dalam skala kecil. Dalam tarian tradisional, saat ini yang paling populer adalah tari jepen, dan tari belian suku dayak seperti yang kita lihat bersama dalam upacara pembukaan. Sejalan dengan kuliner, kutai terkenal dengan sambal mangga, ikan goreng dan bakar, dan ikan asin. Mereka semua sajikan dengan aneka macam sayur berkuah.



Dalam hal lagu tradisional, kebanyakan lagu - lagu kutai bercerita tentang kehidupan sehari - hari masyarakat kutai. Lagu - lagu diiringi dengan peralatan musik tradisonal seperti gambus, gitar, dan gendang. Secara khusu, lagu - lagu tradisional dimana liriknya dibuat sajak atau pantun disebut tarsul seperti yang kita dengar di acara pembukaan Erau.



Untuk bangunan dan tempat bersejarah, kukar punya banyak situs bersejarah. Prasasti Yupa adalah bukti keberadaan Kerajaan Kutai Hindu yang tertua di Indonesia di abad ke empat. Makam Kerajaan Kutai di sisi Kedaton adalah bukti situs sejarah lainnya. Di Kecamatan Sanga - sanga, terdapat juga peninggalan sejarah dari sejarah kepahlawanan masyarakat setempat. Sumur Bor minyak tua dipelihara sebagai situs lama.



yang terakhir, kerajinan seni tradisional bisa kita dapatkan atau jumpai di Pameran Crafts and Arts. Kerajinan - kerajinannya terdiri dari kain tenun tradisional, batu dan rotan.



Kami meminta permohonan maaf yang sebesar - besarnya atas ketidaknyamanan anda semua selama tinggal di Kukar. Kami percaya, bahwa persembahan kami akan selalu abadi selamanya, dan ijinkan kami untuk mengadakan even yang sama pada tahun depan, dua tahun kedepan, dan seterusnya. Bekerjasama denga CIOFF, kami akan mengadakan Erau International Folklore and Art Festival setiap tahunnya. Kami sangat terbuka dan menyambut semua saran dan kritikan untuk event ke depan agar lebih baik.


 PEMBUKAAN ERAU INTERNATIONAL FOLKLORE AND ART FESTIVAL (EIFAF) 2013





Parade peserta Erau International Folklore And Art Festival (EIFAF) 2013  dan perwakilan tiga Kabupten / Kota mengawali Pembukaan. Diikuti delapan negara anggota CIOFF ( International Council Of Organizations of Folklore Festivals and Folk Arts ) yaitu  Taiwan, Thailand, Yunani, Francis, Republik Ceko, Belgia, Mesir, dan Korea Selatan.



Masing - masing peserta Erau International Folklore And Art Festival (EIFAF) 2013 di wakili oleh kelompok seni yang berparade dengan memakai pakaian adat, alat musik dan ataraksi seni. Peserta Parade melintas dan memperagakan pertunjukan seni di atas panggung kehormatan yang mendapat sambutan meriah dari seluruh tamu undangan yang mengahadiri. Pertunjukan Persembahan tari selamat datang Ganjar Ganjur dan Topeng Kemindu dari Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura serta pertunjukan Fasyen mengakhiri parade peserta EIFAF 2013.



Bertempat di Stadion Rondong Demang Tenggarong Kutai Kartanegara, ribuan warga antusias  memadati stadion untuk menyaksikan kemeriahan festival adat bertajuk "Erau International Folklore And Art Festival (EIFAF) 2013". Secara resmi telah dibuka oleh Dirjen Pemasaran Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF), Esti Reko Astuti pada hari minggu tanggal 30 Juni 2013 yang berjalan sukses dan meriah. 



Acara pembukaan Erau International Folklore And Art Festival (EIFAF) 2013, juga  dihadiri oleh Putera Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara, Wakil menteri Pariwisata Mesir, Presiden CIOFF ( International Council Of Organizations of Folklore Festivals and
Folk Arts ), Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak bersama unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah ( FKPD ) dan  DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari beserta FKPD dan DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara, Kepala SKPD, Para Raja Nusantara, Kepala BPK, Kepala BPKP, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Undangan dan Masyarakat Kutai Kartanegara.  



Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diwakili Dirjen Pemasaran, Esti Reko Astuti dalam sambutannya mengatakan "Erau yang dilaksanakan setiap tahun ini, kian baik dan berkembang,kreatif dan inofatif hal itu dapat di lihat dari partisipasi acara, dimana tahun ini terdapat delapan negara anggota CIOFF yakni Taiwan, Thailand, Yunani, Perancis, Republik Ceko,
Belgia, Mesir, dan Korea Selatan dan Kutai Kartanegara yang mewakili Indonesia. Kedelapan negara ini akan menunjukkan maha karya seni selama Erau berlangsung. Peninggalan sejarah dan budaya Kutai Kartanegara sangat potensial sebagai daya tarik pariwisata di Kalimantan Timur dan Indonesia. Beliau mengaharapkan kepada seluruh stek holder agar mendukung kegiatan perkembangan Pariwisata di Kabupaten Kutai Kartanegara".



Kemudian Gubernur Kalimantan Timur dalam sambutannya  "Mengucapkan selamat dan apresiasi atas pelaksanaan Erau.  Erau menjadi sangat penting tidak hanya saja untuk Kutai Kartanegara tetapi juga wilayah lainnya, lebih khususnya seluruh wilayah yang berada di Kutai Kartanegara, seperti Samarinda, Balikpapan, Kutai Timur, Bontang, dan Penajam Paser Utara. Erau tidak saja dimaksudkan sebuah ungkapan  rasa syukur yang dilaksanakan setiap tahunnya tetapi berdimensi luas sebagai pelestarian pengembangan adat istiadat pariwisata. Erau mengandung makna pembersihan atau tolak bala. Erau adat tradisi di tanah Kutai dan akan menjadi adat yang dipatuhi, dipegang, dan dilaksanakan oleh Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Erau tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena dipadukan dengan Erau International Folklore And Art Festival (EIFAF). .. terhadap budaya asing maka kita bisa menambah wawasan terhadap budaya asing tersebut, sehingga kita bisa lebih mencintai budaya kita sendiri".



Dalam kesempatannya Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari "mengatakan bahwa rasa terharunya atas kedatangan para tamu dari CIOFF,  yang tanpa menggunakan dana APBD, panitia disini hanya menyiapkan Penginapan untuk para tamu undangan. Pemerintah kali ini bekerjasama dengan CIOFF,  yang bertujuan agar Erau lebih di kenal oleh kancah Internasional, beliau mengharapkan agar masyarkat Kutai kartanegara dapat menjadi tuan rumah yang baik dan Atas nama masyarakat Kutai Kartanegara mengucapkan selamat datang di Kutai Kartanegara dalam Acara Erau International Folklore Art And Festival (EIFAF) 2013.  









Acara berlanjut dengan menyalakan tujuh buah Brong ( Obor Besar ) yang di antaranya di lakukan oleh Esti Reko Astuti dari Dirjen Pemasaran Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( KEMENPAREKRAF ) , Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak, Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, dan Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat, Kapolda, Pangdam Mulawarman.









Usai Brong ( Obor Besar ) di nyalakan, masyarakat yang hadir di suguhkan tari massal oleh sejumlah remaja dan pelajar dengan tema "Eroh Begenjoh"  yang di bawakan empat ratus penari dari sanggar seni se Kutai Kartanegara. Acara pembukaan Erau International Folklore And Art Festival (EIFAF) terasa lebih spesial karena Erau di tutup dengan atraksi sepuluh orang penerjun payung dari satuan Kopasus TNI Angkatan Darat, dari ke sepuluh penerjun, semuanya sukses turun tepat sasaran di tengah lapangan Stadion Rondong Demang dengan membawa bendera - bendera seperti bendera merah putih, bendera bergambar Sultan, Gubernur Kalimantan Timur dan Bupati Kutai Kartanegara, dan bendera Erau International Folklore Art And Festival (EIFAF) 2013.