Statistik

Hit hari ini : 19
Total Hits : 1,855,948
Pengunjung Hari Ini : 17
Pengunjung Online : 1
Total pengunjung : 522,738

Flag Counter

Home Berita dan Artikel

Berita dan Artikel

 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA MENYABET JUARA II PADA LOMBA PADUAN SUARA HUT KORPRI KE 43

  Dalam rangka memperingati HUT KORPRI yang ke 43 tahun 2014, pengurus KORPRI Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pemuda dan Olah Raga Kab. Kutai Kartanegara melaksanakan Lomba Paduan suara yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada 24-25 November 2014 bertempat di Dinas Pemuda dan Olah Raga Kab. Kukar, adapun lagu yang dilombakan adalah lagu wajib yaitu Mars KORPRI dan Lagu pilihan yaitu lagu daerah.

Dalam lomba kali ini, diikuti oleh 8 (delapan) kelompok paduan suara yang berasal dari perwakilan SKPD dan Kecamatan, dalam babak penyisihan yang diikuti 8 kelompok paduan suara menyisakan 6 kelompok yang akan melaju pada babak final yang dilaksanakan pada hari selasa 25/11/2014, untuk menilai penampilan peserta  pihak panitia menghadirkan 3 (tiga) orang Dewan Juri yaitu, Mariam Tumundo Siar, Ihsanul Hadi, H. Bambang R., adapun aspek yang dinilai adalah Materi Vokal, Teknik Pembawaan dan Penampilan.

 Pada babak final seluruh peserta mengerahkan semua kemampuannya untuk menjadi yang terbaik, setelah semua peserta tampil dan dewan juri mengadakan rapat untuk menentukan peringkat juara,  dalam lomba ini kelompok paduan suara Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata  tampil menggunakan baju Miskat dengan beranggotakan 21 personil berhasil menyabet Juara II, menurut Sy Alfi Chairin. SE yang juga menjabat Kasi Hiburan Umum  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, mengatakan perolehan juara II oleh kelompok Paduan Suara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata cukup membanggakan sebab persiapan latihan yang minim  kurang dari seminggu, jadi meskipun bukan juara I, penampilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata cukup membanggakan katanya.

 Menurut Panitia pelaksana kelompok paduan suara yang meraih peringkat I,II,III akan tampil pada hari puncak HUT KORPRI  yaitu  Upacara Apel bendera yang dilaksanakan pada hari Senin 1 Desember 2014 dan pembagian hadiah Pemenang Lomba. Adapun yang menjadi pemenang lomba Paduan Suara ialah, Juara I : Sekretariat DPRD Kab. Kukar, Juara II Dinas Kebudayaan dan Parwisata. Juara III : Kecamatan Tenggarong Seberang. Juara Harapan I : Distamben. Juara Harapan II : Baligbagda. Juara Harapan III : Kecamatan Kota Bangun.

 PELEPASAN 10.000 LAMPION CATAT REKOR MURI


Dalam memperingati Hari Ulang Tahun kota Tenggarong yang ke 232 tahun, sebagai acara Puncak dan Pemungkas  Pesta lampion  digelar dan  sukses pecahkan rekor MURI, pada Sabtu (18/10/2014) malam.





Sebanyak 10.000 lampu lampion dilepas ke udara tepatnya didepan Kantor Bupati Kutai Kartanegara   Langit malam itu di kota Raja, Tenggarong dipenuhi cahaya lampion dan menjadi daya tarik bagi masyarakat. Bupati Kukar Hj Rita Widyasari bersama Sekkab Kukar Edi Damansyah dan unsur FKPD setempat secara simbolis melepas lampion bersama-sama menandai pembukaan festival lampion.





Pelepasan lampion disusul pula seluruh komunitas yangmemadati halaman Kantor Bupati. Kegiatan pelepasan lampion diikuti sebanyak 8.531 orang dari berbagai komunitas yang ambil bagian dari sejarah pencapaian rekor MURI.



Pelepasan puluhan ribu lampion itu sekaligus untuk memecahkan rekor MURI yang sebelumnya juga diraih Kota Tenggarong dengan menerbangkan 5.300 lampionpada tahun 2013. Langit Tenggarong malam itu terlihat sangat indah dan menawan karena dihiasi warna-warni lampion yang diterbangkan dari halaman kantor Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), tepat pada pukul 19.30 WITA.





Lampion-lampion tersebut diterbangkan secara bersamaan oleh berbagai elemen masyarakat dan komunitas yang ada di Tenggarong , serta paguyuban seni, mahasiswa  dan Pelajar.
Festival Lampion yang didukung oleh Bank Kaltim cabang Tenggarong tersebut, merupakan bagian dari kegiatan Festival Kota Raja (FKR) yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kutai Kartanegara (Kukar).





Bupati Kukar, Rita Widyasari mengaku sangat gembira dengan pelaksanaan pesta lampion tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada Bank Kalitim yang telah mendukung kegiatan ini, serta juga kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang telah mempersiapkannya dengan baik.





 “ Si Kecil Nan Indah Dan Menawan”


 Tema diatas adalah tema yang diambil oleh panitia Pameran Manik Se Borneo yang dilaksanakan di Meseum Mulawarman Tenggarong yang digelar  mulai tanggal 14-22 Oktober 2014. Acara pembukaan Pameran Manik Se Borneo dilaksanakan pada hari selasa, 14 Oktober 2014 yang dibuka langsung Asisten III Provensi Kaltim yang ditandai dengan pengguntingan Pita Manik disaksikan Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara, Ketua Umum Asosiasi Mesium Indonesia, Putu Supadma Rudana, Kepala Disbudpar Kaltim HM. Aswin.

 Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisita Kaltim yang juga Ketua Panitia Pelaksana Mengatakan bahwa Pameran Manik Se Borneo di ikuti oleh 3 Tiga Negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam dan ini merupakan suatu langkah yang sangat baik dalam rangka meningkatkan hubungan yang erat antar Negara tetangga, dan akan terus ditingkatkan dan momentum ini juga dapat dijadikan sebagai upaya memberikan manfaat bagi genarasi muda.

 Putu Supadma Rudana yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Mesium Indonesia dalam sambutan mengatakan sangat mengapresiasi acara pameran ini,dia mengatakan bahwa pameran manik dilaksanakan setiap tahun, dan untuk tahun ini Kutai Kartanegara sebagai tuan rumah.

Semantara itu Asisten III Kaltim Sa’bani menyambut baik acara Pemeran Manik Se Borneo ini sebab langkah ini tentunya sejalan dengan langkah Kaltim untuk meningkatkan kerjasama dengan Negara-negara tetangga.

Bupati Kutai Kartanegara dalam sambutannya yang dibacakan Kadis Disbudpar Kukar Dra. Sri Wahyuni. MPP mengatakan bahwa Pameren Manik Se Borneo akan menyamarakan Festival Kota Raja (FKR) dalam rangka Memperingati Hari Ulang Tahun Kota Tenggarong yang ke 232, dan melalui pameran ini merupakan salah satu upaya dalam menyamakan visi diantara mesium-mesium se Borneo bahkan negara tetangga untuk mengangkat serta menjadikan manik sebagai barang yang bernilai tinggi serta dapat menembus pasar Dunia.


 PEMBUKAAN FESTIVAL KAMPOENG KOETAI 2014


 Dalam rangka menyemarakkan HUT Kota Raja Tenggarong ke-232,  Pemkab Kutai Kartanegara menyelenggarakan Festival Kampoeng Kutai, Bertempat di halaman parkir taman Skate Park, Sekkab Kukar Edy Damansyah yang mewakili Bupati kukar membuka acara Festival Kampoeng  Kutai yang dihadiri oleh seluruh Kepala SKPD, Kapolres, dan paguyuban yang ada di kota Tenggarong.

 “Dalam waktu sepekan Festival Kampung Kutai, kami ingin mengangkat spirit kehidupan Kutai tempo dulu. Mulai dari menampilkan arsitektur rumah Kutai dari waktu tempo dulu hingga perkrmbangan jaman lebih modern, kehidupan dalam rumah, penggunaan perabotan rumah tangganya, pakaiannya hingga kuliner tradisonal,” kata Kepala Dinas Budaya Pariwisata (Disbudpar) Kutai Kartanegara, Sri Wahyuni

Dra. Sri Wahyuni. MPP. menambahkan, Setelah acara pembukaan, akan digelar dialog seni yang dihadiri oleh komunitas seni, generasi muda dan pelajar yang membahas bagaimana harapan dan kendala terkait issu yang mengangkat budaya Kutai dengan menampilkan tokoh- tokoh Kutai.





 Semantara Edy Damansyah dalam sambutannya menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Budaya dan Pariwisata akan menggelar Festival Kampung Kutai yang dikemas dengan nuansa Kutai tempo dulu, seperti arsitektur rumah budaya Kutai dari waktu ke waktu, yang diselenggarakan dari tanggal 13-19 Oktober 2014. Ia berhara agar tumbuh kesadaran pada diri masing-masing untuk terus memelihara adat istiadat dan Tradisi budaya yang positif sebagai warisan anak cucu yang akan datang, dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam mensukseskan acara Festival Kampung Kutai.

Festival Kampung Kutai dirangkai juga dengan panggung pentas seni budaya Kutai dan hadir paguyuban-paguyuban suku yang ada di Kutai dan lomba-lomba. Selain itu, digelar pula lomba story telling atau bekesah (cerita, red) anak yang sekaligus memeringati Hari Anak Nasional.

Lomba ini menunjukan bagaimana peserta mengungkapkan gagasannya tentang cerita dongeng dengan bahasa daerah Kutai. Selain itu, ada pula lomba mewarnai untuk anak-anak yang akan diberikan informasi dongeng sejarah Kutai dan diakhiri doorprize.

Dalam sepekan festival, kami juga menggelar sehari penampilan dari sanggar untuk mengenalkan apa itu Jepen, apa itu Tingkilan, apa itu Tarsul dan Bedandeng. Kita ingin generasi muda punya kebanggan dan spirit dengan budaya Kutai,” tuturnya.

Secara resmi, Sekda Kab. Kukar edy Damansyah membuka acara Festival Kampung Kutai 2014 dengan di tandai pemukulan kentongan dan dilanjutkan dengan pembagian hadiah lomba Foto Beautiful Erau 2014


 Pembekalan Kepribadian Teruna Dara Kutai Kartanegara 2014


 Masih dalampemberian materi terhadap seluruh finalis Teruna Dara Kutai Kartanegara 2014 yang di selenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara, yang saat mengajarkan mengenai Materi kepribadian yang disampaikan oleh bapak Yanuar yang juga Human Resouces Development Manager “MJ Hotel by Adonara Samarinda”. materi yang di bawakan sangat menarik bagi teruna dara, terlihat dari antusias paran terna dara dimana baru beberapa menit bapak yanuar menyampaikan meteri beliau mengatakan bahwa “ kalau begini sikap dan prilaku teruna dara maka tidak sampai 1 menit beliau sudah dapat memberikan nilai dan dinyatakan bahwa semuanya tidak lulus atau penilaiannya rendah “ .




 Dalam pemaparannya, bapak yanuar mencontohkan beberapa hal yang sangat mencerminkan kepribadian seseorang misalkan cara memperkenalkan diri, duduk, berjalan dan bersalaman. Dijelaskannya bahwa orang yang mempunyai sikap optimis adalah orang yang tegas dan tidak ragu-ragu dalam melakukan pergerakan sikap prilakunya. Teruna dara menyambut baik hal – hal yang dijelaskan sehingga banyak pertanyaan yang muncul dibenak peserta misalkan bagaimana cara meningkatkan kepercayaan diri pada saat ditonton orang dan lain – lain.

 Kepribadian adalah keseluruhan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain Kepribadian paling sering di diskripsikan dalam istilah sifat yang bisa di ukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Sikap, sifat, tempramen dan watak merupakan tolak ukurnya. Aspek – aspek kepribadian meliputi sifat kepribadian, intelejensi, pernyataan diri dan cara menerima kesan-kesan, kesehatan, bentuk tubuh, sikapnya terhadap orang lain, pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai,penguasaan dan kuat lemahnya perasaan, dan peranan. Kemudian penyampaian factor – factor yang mempengaruhi kepribadian baik di internal maupun eksternal serta membahas kepribadian yang sehat dan kepribadian tidak sehat.

Penyampaian materi ini sampai pukul 17.00 Wita kemudian disambung pada malam hari pukul 20.00 wita pada acara makan malam atau  praktek table manner dan penerapan materi yang telah di disampaikan pada siang harinya oleh bapak yanuar.


 WILDAN DAN ERSA PEMENANG TERUNA DARA 2014

 Malam Grand Final Pemilihan Teruna Dara Kutai Kartanegara 2014 Meresmikan Pemenang Teruna Dara yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Halaman Kedaton Kutai Kartanegara Jumat Malam Tanggal 10 Oktober 2014, Yang dihadiri oleh Staf Ahli Drh. Suriansyah, Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata beserta jajarannya, dan Perwakilan Duta Wisata  Provinsi Kalimantan Timur.

Kegiatan yang di selenggarakan  setiap tahun ini berjalan dengan sukses dan meriah. Selain Menampilkan 19 Finalis Teruna Dara malam itu juga dimeriahkan tampilan tari jepen yang dibawakan teruna dara dewasa dan cilik serta peragaan busana Batik Melayu Paku Raja Rancangan Imam Pranawa.

 Finalis Nomor urut 13 Wildanu Mukholadun dan Finalis Nomor urut 14 Ersa Rahmawati berhasil menyabet gelar Teruna Dara Kutai Kartanegara 2014. Sebagai juara keduanya berhak menerima piala bergilir Bupati Kutai Kartanegara, Piala Tetap, Piagam Penghargaan, serta uang pembinaan sebesar Rp. 5.000.000,-. Tak hanya itu, Wildan dan Ersa berhak menjadi wakil kukar untuk mengikuti Pemilihan Duta Wisata Kalimantan Timur.

Penyerahan hadiah serta pemasangan selempang Kepada teruna dara terpilih dilakukan Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAP. Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat. Wildan Maupun Ersa tidak menyangka bakal terpilih sebagai pemenang teruna Dara Kutai Kartanegara 2014 . Apalagi mereka berdua merupakan pasangan finalis sejak masa pra karantina hingga karantina. Dalam perjalanannya Teruna Dara tidak hanya dinilai pada saat malam grand final tetapi penilaian juga terjadi pada saat karantina dimana tingkah laku cara berkomunikasi dan penyampaian pendapat juga di nilai.

 Dalam Pemilihan Masing – Masing Teruna Dara penyampaikan promosi daerah berupa wisata alam, pendidikan dan lain- lain . setelah itu juri memilih 10 besar yang terdiri dari 5 teruna dan 5 Dara dan masing – masing diberikan pertanyaan oleh salah satu Juri , beberapa juri antara lain M. Fauzan Nur, Budi Warga, Rina Juwita dan Juri Kehormatan Bapak Harianto Bahrul Sekretaris Keraton serta Harianto,Amd.Par.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dra. Sri Wahyuni, MPP  dalam sambutannya mengatakan, pemilihan Teruna Dara Kutai Kartanegara 2014 diikuti 54 peserta. Selain untuk memeriahkan HUT kota Tenggarong ke- 232 juga sebagai  ajang mencari bakat.” Sekaligus untuk mendukung dunia kepariwisataan daerah”. Sementara Staf ahli Bupati Mengatakan mendukung kegiatan ini sebagai upaya terobosan dalam pemberdayaan kaula muda . diharapkan Teruna Dara Kutai Kartanegara 2014 tetap konsisten mempromosikan Kepariwisataan kutai Kartanegara, sebab jika sector kepariwisataan berkembang akan meningkatkan perekonomian masyarakat Kutai kartanegara.

 Pameran Manik Se Borneo Akan Diadakan Di Museum Mulawarman, Tenggarong



Pameran manik-manik se-Borneo akan  diselenggarakan di Tenggarong, Kutai Kartanegara bertempat di Museum Mulawarman Tenggarong. Pameran ini akan berlangsung selama sepekan mulai tanggal 14 s/d 22 Oktober 2014. Pameran ini rencananya akan diikuti oleh Museum Kalimantan Barat, Museum Kalimantan Timur, Museum Kalimantan Tengah dan juga Museum Kalimantan Selatan. Selain itu pameran ini juga diikuti olej negara lain yaitu Museum Sabah, Museum Serawak dan Museum Brunei Darussalam, sehingga pamerannya disebut sebagai pameran manik se-Borneo.






Pameran manik ini diselenggarakan sebagai salah satu upaya untuk menyamakan visi antara museum Borneo juga untuk mengangkat citra budaya Kalimantan ke ajang Internasional.






Perhiasan manik-manik merupakan kerajinan tangan yang menjadi salah satu simbol perekat bagi budaya Kalimantan, karena hampir seluruh simbol daerah Kalimantan baik Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat, selalu memanfaatkan manik-manik sebagai perhiasan. Manik-manik tersebut biasanya dimanfaatkan sebagai pemanis baju adat, sebagai perhiasan wanita suku dayak, sebagai hiasan dinding, hiasan gerabah bahkan perkembangannya kini manik-manik juga dimanfaatkan untuk tas, dompet dan sarung telepon genggam maupun tempat pensil atau pulpen.


Manik adalah sejenis benda yang relatif sangat kecil yang berlubang di tengahnya sebagai tempat untuk dimasuki sejenis benang atau tali dan selanjutnya dirangkai sebagai untaian. Keindahan manik ini tergantung pada bahan yang dipakai, bentuknya zat warna yang ditambahkan keterampilan dan teknik pembuatannya.


Fungsi manik dalam masyarakat selain sebagai perhiasan juga sebagai sarana upacara keagamaan. Sebagai benda kuno manik juga sangat penting bagi penelitian arkeologi dan sejarah peradaban manusia. Berdasarkan bahannya manik terdiri atas manik kaca, batu, kerang, tulang, biji-bijian, kayu, merjan, mutiara, damar, lempung dan logam.



 



 



 



 Nominasi Lomba Foto Beautiful Erau





























   Dukung Foto Pilihan Paforit anda dengan menyatakan tanda suka ( tanda jempol ) pada sosial media Facebook Visiting Kutai Kartanegara



 



 



 


 Merebahkan Ayu





 Kegiatan terakhir yang di laksanakan oleh pihak Kesultanan Ing Martadipura yaitu merebahkan Ayu, Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura secara resmi mengakhiri pelaksanaan pesta Erau Adat Kutai dan International Folk Art Festival (EIFAF) 2014, pada hari Senin pagi, melalui upacara Merebahkan Ayu. Upacara adat Merebahkan Ayu ini berlangsung khidmat dan sederhana yang digelar di ruang Stingkil Keraton Kutai Kartanegara atau Museum Mulawarman, Tenggarong, Kutai Kartanegara. Acara ini dihadiri mantan Sekkab Kukar Awang Syahrial Setia, Asisten 4 Setkab Kukar Bahrul, Kepala Diskominfo Kukar M Surip, Kabag Humas dan Protokol Setkab Kukar Dafip Haryanto dan Ketua Lembaga Adat Kutai Balikpapan Muhid.

Diketahui bahwa Prosesi Merebahkan Ayu ini dilakukan oleh enam orang, yaitu putra Sultan Kutai, HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adinigrat, HAP Soeryo Adinata, HAP Soerya Manggala, dan HAP Soerya Kesuma serta dua orang keluarga Keraton Kesultanan Kutai, HAP Aryo Adi Putro dan HAP Ario Putro Ami Djoyo.

 Dan yang bertugas menyambut ujung atau kepala Tiang Ayu ialah Putra Mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adinigrat. Proses tersebut disaksikan oleh Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura XX HAM Salehoeddin II bersama para kerabat Kesultanan.

Setelah merebahkan Tiang Ayu, maka dilanjutkan dengan pemberian tempong tawar oleh pimpinan Dewa Bini Arbaenah pertama-tama kepada Tiang Ayu, kepada Sultan Kutai, di Lanjutkan Putra Mahkota serta kerabat Keraton lainnya. Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan do'a selamat yang dipimpin oleh seorang kerabat Keraton, HM Saidar sebagai tanda rasa Syukur kepada Tuhan yang maha Esa bahwa Erau berlangsung sukses.

Usai melaksanakan upacara Merebahkan Ayu, seluruh kerabat Keraton mulai dari panitia, petugas adat, Belian dan Dewa hingga pasukan Kesultanan, menghaturkan sembah dan menyalami Sultan Kutai bersama keempat putranya.

HAP Puger yang mewakili pihak Kesultanan Ing Martadipura Dengan dilaksanakannya Merebahkan Ayu, maka Erau Adat Kutai Kartanegara resmi berakhir

HAP Azwar Gunadi yang bergelar HAP Puger juga bersyukur karena pelaksanaan Erau tahun ini berjalan lancar dan sukses. Ia juga berterimakasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung terselenggaranya Erau tersebut, terutama Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara serta seluruh masyarakat Tenggarong dan masyarakat Kutai Kartanegara pada umumnya. Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung pesta adat Erau ini.

Suasana pun menjadi ramai ketika Di akhir acara Beras Tambak Karang berwarna-warni yang digunakan sebagai pelengkap berbagai upacara adat sakral keraton yang dipercaya membawa berkah menjadi sasarana rebutan para abdi kesultanan usai acara merebahkan Ayu selesai.



 


 Prosesi Belimbur

 Prosesi Puncak Kemeriahan Erau Erau Adat Kutai International Folk Art Festival ( EIFAF ) 2014 di tandai dengan prosesi mengulur naga dan Belimbur. Prosesi ini digelar di halaman Keraton Kesultanan Ing Martdipura atau Museum Mulawarman.

Acara Erau yang berlangsung selama satu minggu bertambah meriah dengan hadirnya tamu dari 11 Negara anggota CIOFF, Belanda, Italia, Hungaria, Kroasia, Latvia, Kolombia, Rusia, Mesir, Korea Selatan, Fhilifina, Bhanglades, yang telah mengisi berbagai kegiatan kesenian khas dari masing - masing negaranya.

 Acara Belimbur tersebut di hadiri Seluruh kerabat kesultanan, Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari. S.Sos. MM., beserta jajaran Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, pimpinan dan tim dari ke sebelas negara anggota International Council of Organization of Folklor Festivals and Folk Art ( CIOFF ).

 Acara yang berawal dari prosesi mengulur naga yang di bawa menggunakan kapal menyusuri sungai mahakam ke Kutai Lama, dan Pada saat yang bersamaan di tenggarong, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAM Salehuddin II menjalani prosesi Beumban dan Begorok, di lanjutkan dengan Sultan naik ke RanggaTiti ( Balai yang terbuat dari bamboo kuning ). Pada prosesi ini Sultan memercikan Air Tuli ke dirinya sendiri, setelah itu dengan payung pinang, Air Tuli dipercikkan Sultan ke orang - orang di sekelilingnya, maka pada saat itulah acara Belimbur yang di tunggu – tunggu masyarakat Tenggarong dimulai.

Belimbur adalah acara siram – siraman. Di awali dengan sultan memercikkan air tuli, yakni air yang di ambil dari Kutai Lama sebagai asal muasal kerajaan Kutai Kartanegara kepada seluruh hadirin, baik di tempat acara, di jalan – jalan, semua masyarakat akan melakukan siram – siraman atau belimbur. Pada acara belimbur ini semua orang akan membiarkan dirinya basah menerima siraman air, tetapi air tersebut tidak boleh disiramkan kepada orang tua, bapak ibu yang membawa anak kecil. Belimbur bermakna penyucian diri dari pengaruh jahat sehingga orang orang yang di limbur kembali suci dan menambah semangat dalam membangun daerah, serta lingkungan dan sekitarnya juga bersih dari pengaruh jahat.   

Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari. S.Sos. MM, mengatakan Belimbur adalah salah satu budaya asli Kutai yang unik dan harus di lestarikan, namun jangan sampai mengurangi makna belimbur, yaitu penyucian, harus menyiram sewajarnya dan menggunakan air bersih.

selain warga yang turun ke jalan untuk Belimbur, Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari. S.Sos. MM., beserta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah ( FKPD ) dan Kepala Dinas Instansi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara turut Berlimbur di Pendopo Bupati Kutai Kartanegara.