Berita dan Artikel
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA MENYABET JUARA II PADA LOMBA PADUAN SUARA HUT KORPRI KE 43
Dalam rangka memperingati HUT KORPRI yang ke 43 tahun 2014, pengurus KORPRI Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pemuda dan Olah Raga Kab. Kutai Kartanegara melaksanakan Lomba Paduan suara yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada 24-25 November 2014 bertempat di Dinas Pemuda dan Olah Raga Kab. Kukar, adapun lagu yang dilombakan adalah lagu wajib yaitu Mars KORPRI dan Lagu pilihan yaitu lagu daerah. Dalam lomba kali ini, diikuti oleh 8 (delapan) kelompok paduan suara yang berasal dari perwakilan SKPD dan Kecamatan, dalam babak penyisihan yang diikuti 8 kelompok paduan suara menyisakan 6 kelompok yang akan melaju pada babak final yang dilaksanakan pada hari selasa 25/11/2014, untuk menilai penampilan peserta pihak panitia menghadirkan 3 (tiga) orang Dewan Juri yaitu, Mariam Tumundo Siar, Ihsanul Hadi, H. Bambang R., adapun aspek yang dinilai adalah Materi Vokal, Teknik Pembawaan dan Penampilan. Pada babak final seluruh peserta mengerahkan semua kemampuannya untuk menjadi yang terbaik, setelah semua peserta tampil dan dewan juri mengadakan rapat untuk menentukan peringkat juara, dalam lomba ini kelompok paduan suara Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata tampil menggunakan baju Miskat dengan beranggotakan 21 personil berhasil menyabet Juara II, menurut Sy Alfi Chairin. SE yang juga menjabat Kasi Hiburan Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, mengatakan perolehan juara II oleh kelompok Paduan Suara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata cukup membanggakan sebab persiapan latihan yang minim kurang dari seminggu, jadi meskipun bukan juara I, penampilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata cukup membanggakan katanya. Menurut Panitia pelaksana kelompok paduan suara yang meraih peringkat I,II,III akan tampil pada hari puncak HUT KORPRI yaitu Upacara Apel bendera yang dilaksanakan pada hari Senin 1 Desember 2014 dan pembagian hadiah Pemenang Lomba. Adapun yang menjadi pemenang lomba Paduan Suara ialah, Juara I : Sekretariat DPRD Kab. Kukar, Juara II Dinas Kebudayaan dan Parwisata. Juara III : Kecamatan Tenggarong Seberang. Juara Harapan I : Distamben. Juara Harapan II : Baligbagda. Juara Harapan III : Kecamatan Kota Bangun. |
PELEPASAN 10.000 LAMPION CATAT REKOR MURI
Dalam memperingati Hari Ulang Tahun kota Tenggarong yang ke 232 tahun, sebagai acara Puncak dan Pemungkas Pesta lampion digelar dan sukses pecahkan rekor MURI, pada Sabtu (18/10/2014) malam. Sebanyak 10.000 lampu lampion dilepas ke udara tepatnya didepan Kantor Bupati Kutai Kartanegara Langit malam itu di kota Raja, Tenggarong dipenuhi cahaya lampion dan menjadi daya tarik bagi masyarakat. Bupati Kukar Hj Rita Widyasari bersama Sekkab Kukar Edi Damansyah dan unsur FKPD setempat secara simbolis melepas lampion bersama-sama menandai pembukaan festival lampion. Pelepasan lampion disusul pula seluruh komunitas yangmemadati halaman Kantor Bupati. Kegiatan pelepasan lampion diikuti sebanyak 8.531 orang dari berbagai komunitas yang ambil bagian dari sejarah pencapaian rekor MURI. Pelepasan puluhan ribu lampion itu sekaligus untuk memecahkan rekor MURI yang sebelumnya juga diraih Kota Tenggarong dengan menerbangkan 5.300 lampionpada tahun 2013. Langit Tenggarong malam itu terlihat sangat indah dan menawan karena dihiasi warna-warni lampion yang diterbangkan dari halaman kantor Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), tepat pada pukul 19.30 WITA. Lampion-lampion tersebut diterbangkan secara bersamaan oleh berbagai elemen masyarakat dan komunitas yang ada di Tenggarong , serta paguyuban seni, mahasiswa dan Pelajar. Festival Lampion yang didukung oleh Bank Kaltim cabang Tenggarong tersebut, merupakan bagian dari kegiatan Festival Kota Raja (FKR) yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kutai Kartanegara (Kukar). Bupati Kukar, Rita Widyasari mengaku sangat gembira dengan pelaksanaan pesta lampion tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada Bank Kalitim yang telah mendukung kegiatan ini, serta juga kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang telah mempersiapkannya dengan baik. |
“ Si Kecil Nan Indah Dan Menawan”
Tema diatas adalah tema yang diambil oleh panitia Pameran Manik Se Borneo yang dilaksanakan di Meseum Mulawarman Tenggarong yang digelar mulai tanggal 14-22 Oktober 2014. Acara pembukaan Pameran Manik Se Borneo dilaksanakan pada hari selasa, 14 Oktober 2014 yang dibuka langsung Asisten III Provensi Kaltim yang ditandai dengan pengguntingan Pita Manik disaksikan Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara, Ketua Umum Asosiasi Mesium Indonesia, Putu Supadma Rudana, Kepala Disbudpar Kaltim HM. Aswin. Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisita Kaltim yang juga Ketua Panitia Pelaksana Mengatakan bahwa Pameran Manik Se Borneo di ikuti oleh 3 Tiga Negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam dan ini merupakan suatu langkah yang sangat baik dalam rangka meningkatkan hubungan yang erat antar Negara tetangga, dan akan terus ditingkatkan dan momentum ini juga dapat dijadikan sebagai upaya memberikan manfaat bagi genarasi muda. Putu Supadma Rudana yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Mesium Indonesia dalam sambutan mengatakan sangat mengapresiasi acara pameran ini,dia mengatakan bahwa pameran manik dilaksanakan setiap tahun, dan untuk tahun ini Kutai Kartanegara sebagai tuan rumah. Semantara itu Asisten III Kaltim Sa’bani menyambut baik acara Pemeran Manik Se Borneo ini sebab langkah ini tentunya sejalan dengan langkah Kaltim untuk meningkatkan kerjasama dengan Negara-negara tetangga. Bupati Kutai Kartanegara dalam sambutannya yang dibacakan Kadis Disbudpar Kukar Dra. Sri Wahyuni. MPP mengatakan bahwa Pameren Manik Se Borneo akan menyamarakan Festival Kota Raja (FKR) dalam rangka Memperingati Hari Ulang Tahun Kota Tenggarong yang ke 232, dan melalui pameran ini merupakan salah satu upaya dalam menyamakan visi diantara mesium-mesium se Borneo bahkan negara tetangga untuk mengangkat serta menjadikan manik sebagai barang yang bernilai tinggi serta dapat menembus pasar Dunia. |
PEMBUKAAN FESTIVAL KAMPOENG KOETAI 2014
|
Pembekalan Kepribadian Teruna Dara Kutai Kartanegara 2014
|
WILDAN DAN ERSA PEMENANG TERUNA DARA 2014
Malam Grand Final Pemilihan Teruna Dara Kutai Kartanegara 2014 Meresmikan Pemenang Teruna Dara yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Halaman Kedaton Kutai Kartanegara Jumat Malam Tanggal 10 Oktober 2014, Yang dihadiri oleh Staf Ahli Drh. Suriansyah, Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata beserta jajarannya, dan Perwakilan Duta Wisata Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan yang di selenggarakan setiap tahun ini berjalan dengan sukses dan meriah. Selain Menampilkan 19 Finalis Teruna Dara malam itu juga dimeriahkan tampilan tari jepen yang dibawakan teruna dara dewasa dan cilik serta peragaan busana Batik Melayu Paku Raja Rancangan Imam Pranawa. Finalis Nomor urut 13 Wildanu Mukholadun dan Finalis Nomor urut 14 Ersa Rahmawati berhasil menyabet gelar Teruna Dara Kutai Kartanegara 2014. Sebagai juara keduanya berhak menerima piala bergilir Bupati Kutai Kartanegara, Piala Tetap, Piagam Penghargaan, serta uang pembinaan sebesar Rp. 5.000.000,-. Tak hanya itu, Wildan dan Ersa berhak menjadi wakil kukar untuk mengikuti Pemilihan Duta Wisata Kalimantan Timur. Penyerahan hadiah serta pemasangan selempang Kepada teruna dara terpilih dilakukan Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAP. Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat. Wildan Maupun Ersa tidak menyangka bakal terpilih sebagai pemenang teruna Dara Kutai Kartanegara 2014 . Apalagi mereka berdua merupakan pasangan finalis sejak masa pra karantina hingga karantina. Dalam perjalanannya Teruna Dara tidak hanya dinilai pada saat malam grand final tetapi penilaian juga terjadi pada saat karantina dimana tingkah laku cara berkomunikasi dan penyampaian pendapat juga di nilai. Dalam Pemilihan Masing – Masing Teruna Dara penyampaikan promosi daerah berupa wisata alam, pendidikan dan lain- lain . setelah itu juri memilih 10 besar yang terdiri dari 5 teruna dan 5 Dara dan masing – masing diberikan pertanyaan oleh salah satu Juri , beberapa juri antara lain M. Fauzan Nur, Budi Warga, Rina Juwita dan Juri Kehormatan Bapak Harianto Bahrul Sekretaris Keraton serta Harianto,Amd.Par. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dra. Sri Wahyuni, MPP dalam sambutannya mengatakan, pemilihan Teruna Dara Kutai Kartanegara 2014 diikuti 54 peserta. Selain untuk memeriahkan HUT kota Tenggarong ke- 232 juga sebagai ajang mencari bakat.” Sekaligus untuk mendukung dunia kepariwisataan daerah”. Sementara Staf ahli Bupati Mengatakan mendukung kegiatan ini sebagai upaya terobosan dalam pemberdayaan kaula muda . diharapkan Teruna Dara Kutai Kartanegara 2014 tetap konsisten mempromosikan Kepariwisataan kutai Kartanegara, sebab jika sector kepariwisataan berkembang akan meningkatkan perekonomian masyarakat Kutai kartanegara. |
Pameran Manik Se Borneo Akan Diadakan Di Museum Mulawarman, Tenggarong
Manik adalah sejenis benda yang relatif sangat kecil yang berlubang di tengahnya sebagai tempat untuk dimasuki sejenis benang atau tali dan selanjutnya dirangkai sebagai untaian. Keindahan manik ini tergantung pada bahan yang dipakai, bentuknya zat warna yang ditambahkan keterampilan dan teknik pembuatannya.
|
Nominasi Lomba Foto Beautiful Erau
|
Merebahkan Ayu
|
Prosesi Belimbur
Prosesi Puncak Kemeriahan Erau Erau Adat Kutai International Folk Art Festival ( EIFAF ) 2014 di tandai dengan prosesi mengulur naga dan Belimbur. Prosesi ini digelar di halaman Keraton Kesultanan Ing Martdipura atau Museum Mulawarman. Acara Erau yang berlangsung selama satu minggu bertambah meriah dengan hadirnya tamu dari 11 Negara anggota CIOFF, Belanda, Italia, Hungaria, Kroasia, Latvia, Kolombia, Rusia, Mesir, Korea Selatan, Fhilifina, Bhanglades, yang telah mengisi berbagai kegiatan kesenian khas dari masing - masing negaranya. Acara Belimbur tersebut di hadiri Seluruh kerabat kesultanan, Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari. S.Sos. MM., beserta jajaran Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, pimpinan dan tim dari ke sebelas negara anggota International Council of Organization of Folklor Festivals and Folk Art ( CIOFF ). Acara yang berawal dari prosesi mengulur naga yang di bawa menggunakan kapal menyusuri sungai mahakam ke Kutai Lama, dan Pada saat yang bersamaan di tenggarong, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAM Salehuddin II menjalani prosesi Beumban dan Begorok, di lanjutkan dengan Sultan naik ke RanggaTiti ( Balai yang terbuat dari bamboo kuning ). Pada prosesi ini Sultan memercikan Air Tuli ke dirinya sendiri, setelah itu dengan payung pinang, Air Tuli dipercikkan Sultan ke orang - orang di sekelilingnya, maka pada saat itulah acara Belimbur yang di tunggu – tunggu masyarakat Tenggarong dimulai. Belimbur adalah acara siram – siraman. Di awali dengan sultan memercikkan air tuli, yakni air yang di ambil dari Kutai Lama sebagai asal muasal kerajaan Kutai Kartanegara kepada seluruh hadirin, baik di tempat acara, di jalan – jalan, semua masyarakat akan melakukan siram – siraman atau belimbur. Pada acara belimbur ini semua orang akan membiarkan dirinya basah menerima siraman air, tetapi air tersebut tidak boleh disiramkan kepada orang tua, bapak ibu yang membawa anak kecil. Belimbur bermakna penyucian diri dari pengaruh jahat sehingga orang orang yang di limbur kembali suci dan menambah semangat dalam membangun daerah, serta lingkungan dan sekitarnya juga bersih dari pengaruh jahat. Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari. S.Sos. MM, mengatakan Belimbur adalah salah satu budaya asli Kutai yang unik dan harus di lestarikan, namun jangan sampai mengurangi makna belimbur, yaitu penyucian, harus menyiram sewajarnya dan menggunakan air bersih. selain warga yang turun ke jalan untuk Belimbur, Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari. S.Sos. MM., beserta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah ( FKPD ) dan Kepala Dinas Instansi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara turut Berlimbur di Pendopo Bupati Kutai Kartanegara. |