Bos 222

Bekantan S Hitam

Tabang

Museum Mulawarmanr

Taman Gubangss

Beluluh

Pulau Kumala

Bukit Bangkiray Baruss

Ladayass

Kaltim Park

Statistik

Hit hari ini : 81
Total Hits : 1,854,295
Pengunjung Hari Ini : 49
Pengunjung Online : 1
Total pengunjung : 521,884

Flag Counter

Home Berita dan Artikel

Berita dan Artikel

 PROFIL GRUP KESENIAN FOLKLORE ENSEMBLE "ZHAR" DARI BULGARIA






FOLKLORE ENSEMBLE "ZHAR" merupakan tarian rakyat Bulgaria dengan kota Asal Sofia

Deskripsi Singkat




Ensemble "Firebird" di pusat "Dr Petar Beron 1926." Merupakan salah satu ansambel tari rakyat tertua di Bulgaria. Dibuat pada tahun 1937 oleh Mark Grigorov dan Mr. Radenkov. Dari 1972-1998 direktur artistiknya adalah Raina Todorova. Di bawah kepemimpinannya rombongan tari memperoleh pengakuan internasional. Dari 1999-2011 kepala komposisi adalah Krasimir Hristov. Dari tahun 2012 sampai sekarang, komposisi adalah di bawah arahan Yordanka Shopov.



Repertoar komposisi termasuk tarian dari seluruh wilayah etnografi Bulgaria. Laureate festival republik

pusat Sofia "Dr Petar Beron 1926"

Manajer umum: Yordanka Shopov



sumber :

http://zharbg.com/


http://www.pberon1926.com/view/post/4



 





 Menjamu Kepala Benua, Tengah Benua, Buntut Benua





Dalam pelaksanaan Upacara Erau Adat Kutai and 4th International Folk Arts Festival 2016, maka empat hari menjelang dilaksanakannya Erau Adat Kutai and International Folk Arts Festival 2016. Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura telah menggelar ritual "Menjamu Benua" di beberapa titik di kota Tenggarong. Menjamu Benua dilakukan untuk memohon keselamatan selama Upacara Erau Adat Kutai and International Folk Arts Festival 2016 berlangsung, baik keselamatan Sultan, kerabat, masyarakat Kutai Kartanegara dan wisatawan yang berkunjung ke Tenggarong.





Upacara Menjamu Benua memiliki makna memberi makan kepada para gaib yang mendiami wilayah Kutai Kartanegara. Sekaligus untuk memohon kepada Tuhan yang Maha Esa agar supaya sultan dan kerabatnya diberikan keselamatan, demikian juga masyarakat Kutai Kartanegara atau orang yang berkunjung ke Tenggarong". "Ritual ini untuk memberikan makan gaib yang tinggal di Odah Etam ini, Sekaligus memberitahukan kepada gaib tersebut bahwa erau akan dilaksanakan".





Sebelum ritual Menjamu Benua dimulai, para pelaksana yang terdiri dari 7 orang Belian (ahli mantra laki) dan 9 orang Dewa (ahli mantra perempuan) berangkat dari depan keraton diiringi penabuh gamelan dan gendang serta perlengkapan persembahan berupa 21 jenis kue - kue tradisional, Perapen dan pakaian Sultan, rombongan memasang bendera ( panji - panji ) berwarna kuning dengan lima rumbai di sebelah kiri dan bendera hijau bermotif atau gambar naga di sebelah kanan menuju rumah sultan, menemui Sultan Kutai Kartanegara Aji Muhammad Salehuddin II dikediamannya untuk meminta restu, dan Sultan pun memberi restu dengan menghambur beras kuning ke arah pelaksana itu. Sultan juga menyerahkan pakaian sehari-harinya berupa selembar baju, sepotong celana panjang, kopiah untuk dibawa dan disertakan dalam itual menjamu benua. Setelah dilepas oleh sultan, rombongan yang terdiri dari beberapa Belian dan Dewa dengan diiringi tetabuhan alat musik tradisional bergerak maju ke tiga (3) titik di Kota Tenggarong yaitu Tanah Habang Mangkurawang yang disebut Kepala Benua, kemudian depan Museum Mulawarman yang disebut Tengah Benua, dan terakhir di sebelah hilir Jembatan Kutai Kartanegara disebut sebagai Buntut Benua.





Ditiga lokasi Menjamu Benua disediakan semacam balai utama berbentuk kerucut dengan atasnya dasar segi empat yang terbuat dari bambu dan rangkaian janur kuning untuk menaruh sesajian. Pimpinan Belian ini kemudian membacakan Mantra-mantra sambil sesekali menghamburkan beras kuning kearah Balai Bambu yang berisi berbagai macam jajanan tradisional diantaranya ada kue cucur, pulut (ketan), bubur merah, telur rebus, ayam bakar dan aneka kue tradisional lainya.





 Zona Edukasi Kampung Inggris Di Pulau Kumala


Salah satu keseriusan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam menyambut wisatawan dari Domistik maupun Mancanegara yaitu dengan  menyiapkan zona Kampung Inggris sebagai pendukung pemandu wisata yang berada di Lamin Pulau Kumala.  Zona wisata Edukasi English Island tersebut di-launching Bupati Rita Widyasari didampingi Wakil Bupati Edi Damansyah ditandai dengan pengguntingan pita, Selasa (22/3/16) usai peresmian Jembatan Repo-Repo.


 Zona wisata edukasi Inggris secara resmi diluncurkan Bupati Kukar Rita Widyasari. Bupati Rita bersama rombongan menaiki anak tangga lamin yang terbuat dari kayu ulin. Di dalam lamin, tampak sambutan meriah ratusan siswa-siswi SMA yang mengikuti pelatihan bahasa Inggris di bawah instruktur Linda dari Australia.

Dalam kesempatan itu Bupati Kutai Kartanegara Rita Widya Sari  memberikan sambutannya dihadapan peserta didik dengan bahasa Inggris. “Saya bangga sekali, sudah ada anak-anak, teman-teman yang bergabung di Lamin Inggris, mudah-mudahan grup bahasa Inggris ini dapat mempengaruhi semua warga untuk belajar bahasa Inggris,” . Beliau juga menyebut Wakil Bupati, Ketua Forum Kukar Sehat (FKS), Ketua DPRD, Kapolres Kukar dan lainnya akan belajar bahasa Inggris. “Jangan pernah malu, karena saya pun masih belajar sampai hari ini.  Meskipun saya sudah mengambil S3, namun bagi saya belajar itu tidak akan pernah habis meski sampai ke liang lahat,”.
Menurut nya , ditetapkannya Lamin Kumala sebagai zona kampung Inggris akan melahirkan pemandu wisata yang berkualitas. Artinya siapapun yang masuk ke zona ini harus berbahasa Inggris.


 Beliau menambahkan untuk mempersilakan kepada siapapun yang punya minat untuk belajar bahasa Inggris bisa datang ke Lamin.  “Silakan jangan malu dan jangan ragu karena ini memang bukan bahasa kita, melainkan kita harus berusaha unuk menjalin komunikasi dengan baik,”.Ke depan di Pulau Kumala sendiri akan banyak kegiatan yang salah satunya sebagai pusat pendidikan Inggris kerjasama Universitas Cambridge.




 Presentasi Hasil Akhir Kajian Naskah Akademik Raperda Pelestarian Adat Istiadat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura


 Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara kembali menyelenggarakan presentasi kajian naskah akademik perda tentang pelestarian adat istiadat Kesultanan Kutai kartanegara Ing Martadipura yang berlangsung di Keraton Kesultanan, yang di hadiri kerabat Kesultanan,  Tokoh budaya,  tokoh seni dan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, staf ahli DPRD Kutai Kartanegara. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kab Kutai Kartanegara menginformasikan bahwa perda ini memiliki makna yang strategis bagi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.


 Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan penyusunan presentasi kajian naskah akademik perda tentang pelestarian adat istiadat Kesultanan Kutai kartanegara Ing Martadipura ialah diantaranya untuk menghasilkan naskah akademik sebagai dasar pembentukan peraturan daerah Kabupaten Kutai Kartanegara tentang pelestarian adat istiadat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, dan bertujuan untuk menghasilkan rancangan peraturan daerah yang layak dari sisi substansi sehingga selanjutnya dapat di tetapkan sebagai Peraturan Daerah.

 Dr. Sabran. SE. MSi, yang menjadi pembicara dalam kajian naskah ini menyampaikan mulai dari Kajian Teoritis dan Praktek Empiris tentang adat istiadat, bahwa adat istiadat adalah sebuah aturan yang ada dalam suatu masyarakat yang di dalamnya terdapat aturan – aturan kehidupan manusia serta tingkah laku manusia di dalam masyarakat tersebut, tetapi bukan merupakan aturan hukum. Di lanjutkan pembahasan kajian teoritis kebudayaan serta praktek empiris adat istiadat Kesultanan Kutai Kartanegara. Pada bab selanjutnya beliau menyampaikan Evaluasi dan analisis peraturan perundang – undangan terkait, bentuk pelestarian adat istiadat kesultanan yang berdasarkan cerita sejarah daerah Kutai dahulunya di huni oleh lima puak yaitu 1. Puak Pantun yang berada di sekitar Muara Ancalong dan muara Kaman, 2. Puak Punang yang berada di sekitar Muara Muntai dan Kota Bangun, 3. Puak Pahu yang berada di sekitar muara Pahu, 4. Puak Tulur Dijangkat yang berada disekitar barong tongkok dan melak, 5. Puak Melani yang berada di sekitar Kutai Lama dan Tenggarong. Bahwa kelompok suku melayu dan dan suku dayak ini memberikan kontribusi yang besar terhadap keberagaman adat istiadat di Kutai Kartanegara.

 Dr. Sabran. SE. MSi., mengharapkan kepada pihak Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura,  Tokoh budaya,  tokoh seni dan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, staf ahli DPRD Kutai Kartanegara, serta tokoh masyaraka dapat memberikan masukannya terhadap kajian naskah akademik ini. Terakhir beliau menyimpulkan bahwa pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan adalah bagian dari proses pembangunan daerah dan pembangunan karakter masyarakat menuju masyarakat yang mandiri, maju, adil, makmur, dan beradab. Dalam pembangunan kebudayaan, terciptanya kondisi masyarakat yang berahlak mulia, bermoral dan beretika sangat penting dalam rangka menciptakan suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi tenggang rasa dan harmonis.


 Penerimaan Anggota Baru Saka Pariwisata Kutai Kartanegara 2015


Pada hari Jum'at tanggal 11 September 2015, berlangsung acara Penerimaan anggota baru Saka Pariwisata bertempat di Halaman Sekretariat Kwarcab Kutai kartanegara. Acara ini dihadiri oleh 30 orang peserta baru yang berasal dari SMU 2, SMK 2, SMK 3, MAN dan PPKP Ribatul Khair. Para peserta ini melaksanakan pelatihan yang berlangsung selama 3 (hari) sejak tanggal 11 September sampai dengan 13 September 2015.






Adapun pembawa materi pelatihan bagi Saka PAriwisata ini adalah dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yakni Drs. Witontro yang membawakan materi tentang Kepariwisataan, Antoni Kusbiantoro tentang Krida Penyuluh, Muhammad Zaini membawakan materi tentang Krida serta BU Airin yang membawakan materi tentang Krida Kuliner.






Saka Pariwisata merupakan bagian dari Kwarcab Gerakan Pramuka Kutai Kartanegara yang secara khusus bersinergi untuk memajukan Pramuka sekaligus pariwisata di Kutai Kartanegara, karena itu Saka Pariwisata juga dituntut untuk bersama-sama memajukan pariwisata di Kutai Kartanegara.








 Workshop Ke Dua Tenggarong Kutai Carnival ( TKC )


 Tenggarong Kutai Carnival ( TKC ) yang berada di bawah binaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara, kembali mengadakan kegiatan Workshop ke 2 yang di laksanakan dari tanggal 10 – 16 September 2015, yang bertempat di gedung Pendopo Wakil Bupati Kutai Kartanegara. Yang di hadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kutai kartanegara Dra. Sri Wahyuni. MPP., serta seluruh talent Tenggarong Kutai Carnival ( TKC ) yang akan mengikuti kegiatan workshop ke dua ini selama satu minggu.

 Ada beberapa sesi  kegiatan hari pertama workshop ke dua ini diantaranya mengajarkan kepada peserta atau yang akan menjadi talent mengenai olah gerak tubuh atau koreo saat mengenakan kostum, dan saat berjalan baik ketika sedang berada diatas panggung sampai dengan berjalan menghadapi para penonton yang berada di sisi kiri dan kanan jalan, dan di teruskan bagaimana cara berexpresi ketika berada didepan fotograper agar terlihat epresi yang benar – benar sesuai dengan kostum yang di gunakan.

 Seluruh talent yang mengikuti wokshop ke dua ini sangat antusias mengikuti arahan yang diajarkan oleh Instrukturnya baik para talent dewasa dan para talent anak – anak, yang juga di saksikan oleh orang tua talent anak – anak mereka. Di ketahui bahwa pada workshop ke dua ini memiliki tema kostum yang akan di kupas tuntas selama satu minggu yaitu dengan Tema Buah Bolok Dewasa dan Kids, Tema Sumpit Dewasa dan Kids, Tema Pesut Dewasa dan Kids.

 Pada hari pertama ini sebagian peserta atau talent juga sudah ada yang membawa sebagian kostum yang sudah jadi seperti topi untuk di bahas kelanjutannya pada bagian mana yang harus di perbaiki ataupun di tambahkan untuk menjadi lebih baik saat di tampilkan.


 TKC Tampil Di WACI II 2015


TKC Tampil di WACI II  2015

Tenggarong – Tenggarong Kutai Carnival (TKC) kembali dipercaya dan mendapatkan kehormatan mewakili Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Karnaval Indonesia (DPD AKARI) Kalimantan Timur untuk tampil pada ajang Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia (WACI) II sebagai rangkaian Jember International Event (JIE) 2015 pada tanggal 29 Augustus 2015 bersama-sama dengan perwakilan DPD AKARI propinsi dan Tim Peninjau lainnya. Tim TKC yang  berangkat ke Jember berjumlah 50 personil terdiri dari 30 orang talent pilihan yang akan menampilkan kostum karnaval dengan tema MANGROVE, ENGGANG, dan PURUN, penari tradisional Enggang sebanyak 9 orang, 2 orang pembawa spanduk dan 9 orang official.





WACI merupakan etalase Indonesia  yang digagas oleh Kementerian Pariwisata yang menampilkan ragam, corak, ciri khas dan potensi daerah dalam bentuk karnaval kostum yang memiliki standar karnaval. Penyelenggaran WACI tahun 2015 ini merupakan yang kedua kalinya. Selain TKC, Carnaval lainnya yang ikut serta dalam WACI II 2015 adalah Tanjung Pinang Carnival, Cirebon Carnival, Kuta Carnival, Solo Batik Carnival, Gading Nite Carnival dan Jember Fashion Carnival selaku tuan rumah.  





Tampilnya TKC untuk kedua kalinya di Jember sekaligus sebagai ajang menggali pengalaman untuk mempersiapkan diri pada show time TKC pada  event Festival Kota Raja 2015 yang akan menampilkan tema SUMPIT,  BUAH BOLO, dan PESUT MAHAKAM pada tanggal 10 Oktober 2015 di Tenggarong . Segala rangkaian persiapan untuk showtime tersebut dilakukan secara mandiri oleh Manajemen TKC dan disupport  langsung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kutai Kartanegara) baik pembuatan prototype kostum, pelaksanaan workshop bagi para talent sampai dengan pelaksanaan showtime nantinya.





Sebelum tampil di WACI -Jember, tim TKC saat ini tengah melakukan latihan koreografi setiap akhir pekan di halaman parkir gedung B komplek perkantoran Bupati Kutai Kartanegara. Puncak latihan akan dilaksanakan pada tanggal 22 dan 23 Agustus dimana para talent akan mengenakan properti yang akan ditampilkan pada saat WACI II nanti.  Adapun rangkaian kegiatan di Jember International Event 2015 terdiri dari International Exhibition 26 s/d 30 Agustus 2015, JFC International Conference 27 s/d 30 Agustus 2015, Kids Carnival 27 Agustus 2015, Artwear Carnival 28 Agustus 2015, Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia (WACI) 29 Agustus 2015, dan Grand Carnival 30 Agustus 2015.





Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara juga mengirimkan Tim Pameran dan peserta konferensi pada International Exhibition 2015 yang merupakan event pertama kali yang digelar di Jember untuk mempromosikan kalender event Kabupaten Kutai, termasuk Festival Kota Raja pada bulan Oktober 2015.





 Lomba Foto Sparkling Erau 2015 Masuki Tahap Pemilihan Foto Favorit.


Lomba Foto Sparkling Erau 2015 yang dilaksanakan  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara telah memasuki tahapan pemilihan Foto Favorit dari tanggal 13 Juli sampai dengan 13 Agustus 2015. Untuk Polling dan dukungan foto favorit peserta cukup dengan menyatakan tanda suka ( jempol ) pada foto nominasi, dengan membuka Facebook Visiting Kutai Kartanegara.  Sambutan dan antusias masyarakat pada Lomba Foto kali ini cukup tinggi, 123  peserta dengan jumlah 528  foto yang diterima Panitia, Fotografer Nasional Ray Bahtiar Drajad” berpendapat  bahwa pelaksanaan lomba foto tahun ini progresnya lebih baik dari tahun sebelumnya hal ini terlihat dari jumlah email dan foto yang masuk  serta kualitas foto peserta yang semakin baik. Sehingga juri telah memilih sebanyak 76 foto Nominasi yang lebih banyak dari tahun sebelumnya berjumlah 30 foto nominasi. Selanjutnya dari foto nominasi ini akan dilombakan untuk pemilihan foto favorit dan pemilihan foto juara lainnya. untuk diketahui dari kiriman email dan foto yang masuk pada panitia, peserta lomba Foto Sparkling Erau  2015 diikuti dari dalam dan luar Kalimantan Timur

Sampai dengan hari Rabu  tanggal 29 Juli 2015, dari 76 foto nominasi yang sudah memberikan tanda suka atau jempol sebanyak 4.045 orang, dari  foto  yang paling disukai mendapatkan 315 tanda suka, Masih ada waktu sampai tanggal 13 Agustus 2015 bagi  peserta yang fotonya telah masuk nominasi untuk merebut juara favorit lomba foto Sparkling Erau  2015, dengan cara menggalang dukungan sebanyak – banyaknya dari masyarakat. Dukungan terhadap foto nominasi ini, ternyata tidak hanya didukung oleh masyarakat dan pecinta photografi di Kalimantan Timur dan Indonesia tetapi mendapat Apresiasi dari luar negeri yaitu termasuk para peserta Erau Adat Kutai dan International Folk Art Festival (EIFAF) tahun 2015.

Lomba Foto Sparkling Erau 2015  akan memperebutkan  total hadiah 29.500.000 yang terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu kategori Erau dan On The Spot Kirab Budaya International, tropi dan piagam  penghargaan. Penjurian dilakukan oleh fotografer professional yaitu Ray Bahtiar Drajad yang juga pendiri Kamera Lubang Jarum Indonesia, Bank Kaltim Cabang Tenggarong serta Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kutai Kartanegara Dra. Sri Wahyuni. MPP

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara, Dra. Sri Wahyuni. MPP., mengatakan bahwa “ Penyelenggaraan Lomba Foto  Sparkling Erau 2015 diawali dengan workshop Fotografi dengan tema “ kita kembangkan kreatifitas karya fotografi dalam rangka mengenalkan budaya etam” yang dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2015, kemudian tujuan dari lomba foto ini  adalah bentuk dari kepedulian dan pembinaan industri kreatif ( Bidang industri video, film  dan fotografi ) yang dilakukan Pemerintah. Selain menjadi ajang kreatifitas bagi pecinta dan komunitas fotografi juga melalui lomba foto diharapkan dapat memberikan informasi daya tarik wisata budaya kepada wisatawan dan lebih mengenalkan atau memperluas publikasi Potensi Wisata Budaya  dengan Event Erau Adat Kutai International Folk Art Festival ( EIFAF ) serta  untuk lebih mendorong partisipasi dan menumbuhkan minat para komunitas maupun masyarakat dalam memajukan bidang fotografi di Kabupaten Kutai Kartanegara ’’.


 Beseprah Atau Makan Bersama


 Untuk kesekian kalinya budaya Beseprah di laksanakan dan perkenalkan kepada dunia melalui delegasi duta seni 13 Negara peserta Erau Adat International Folk Art Festival 2015. acar beseprah ini di laksanakan di kawasan jalan Monumen Timur ( Depan Kedaton Kesultanan Kutai) hingga jalan Mulawarman depan hotel Grand Elty Lesong Batu, di sepanjang jalan ini di hamparkan kain putih dan di sajikan aneka macam hidangan khas Kutai. acara ini hanya ada di Kutai Kartanegara, kegiatan makan beseprah atau makan bersama sambil duduk bersila berhadap - hadapan yang berpusat di depan Kedaton Kutai Kartanegara, di hadiri ribuan masyarakat Tenggarong, perwakilan delegasi kesenian 13 Negara peserta Erau Adat International Folk Art Festival ( EIFAF ), perwakilan seluruh SKPD Kutai Kartanegara, perbankan, BUMN / BUMD, pihak swasta di lingkungan Kutai Kartanegara dan Pihak Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. para tamu undangan ini sekaligus menyiapkan makanan khas Kutai yang akan di makan bersama seluruh masyarakat dan tamu undangan dari 13  negara peserta Erau Adat International Folk Art Festival ( EIFAF ).



 Acara diawali pembacaan doa yang dipimpin oleh Kementrian Agama Kutai Kartanegara, serta di lanjutkan dengan sambutan oleh Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, S. Sos. MM  mengatakan bahwa makan beseprah merupakan tradisi cara makan Kutai dengan menjunjung adab dan rasa kebersamaan. bahwa sejak jaman dahulu Sultan Kutai terkenal merakyat, yaitu melihat langsung keadaan rakyatnya dan kadang kerap di akhiri dengan duduk makan bersama atau Beseprah. jadi selain memelihara tradisi juga untuk mempererat silaturahmi dan meleburkan strata dalam sebuah kebersamaan, kebersamaan merupakan kunci untuk mencapai masyarakat sejahtera dan berkeadilan.



 Disela kesempatannya Putra Mahkota Aji Pangeran Prabu Anoem Surya Adiningrat mengatakan Beseprah yaitu cara makan dengan duduk bersila, makan dengan tangan kanan, di lakukan secara bersama dan berhadap - hadapan, cara makan seperti ini sejak dulu telah dilakukan dalam sebuah keluarga maupun bersama masyarakat. Adapun kuliner khas Kutai yang telah di sajikan untuk di makan bersama diantaranya gence ruan, nasi kuning, nasi kebuli, kue serabai, putu labu, basong, bebongkok, tumpi, nasi pundut, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dan tepat pukul 09.00 wita, kentongan yang telah disiapkan panitia, di bunyikan oleh Bupati Kutai kartanegara Rita Widyasari, bersama seluruh perwakilan anggota delegasi kesenian CIOFF dan Putra Mahkota Aji Pangeran Prabu Anoem Surya Adiningrat. penanda bahwa beseprah telah di mulai dan semua yang hadir langsung menyantap dan menikamati makanan yang telah tersaji di hamparan kain putih. 


 Pembukaan Erau Adat Kutai And International Folk Arts Festival 2015


Pelaksanaan pembukaan Erau Adat Kutai International Folk Art Festival ( EIFAF ) berlangsung dengan meriah di stadion Rondong Demang Tenggarong. acara pembukaan ini di hadiri oleh Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak, Bupati Kutai Karta Negara Rita Widyasari, Deputi Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemendikbudpar RI, Esty Resko Astuti, Kapolda dan Kapolres Kutai Kartanegara, Dandim 0609 Tenggarong, Putra Mahkota Kesultanan Ing Martadipura, Ketua BPK RI DR. Hari Azhar Azis MA, walikota Bontang, Adhi darma, seluruh Peserta CIOFF ( International Council Of Organizations of Folklore Festivas and Folk Arts ).




Acara di awali dengan parade Marching band Gita persada Mulawarman Tenggarong dan di susul 13 negara anggota CIOFF yaitu Estonia, Turkey, Latvia, Slovenia, Germany, Polandia, Italy, Haway- USA, South Korea, Hungary, Malaysia, Russia, dan Egypt serta Indonesia. selain berparade, para delegasi menampilkan tarian - tarian raktyat dari negaranya masing - masing, serta dari Indonesia di wakili sanggar tari dan kelompok seni kesenian kutai Kartanegara, Kutai Timur dan Panajam Paser Utara, serta Perwakilan Anjungan Kaltim di TMII. setelah parade peserta deelegasi CIOFF, para penonton dan tamu undangan disuguhi dengan tampilan para penari keraton Kutai yang membawakan dua buah tarian yaitu tari persembahan dan tari topeng kemindu.




Erau Adat Kutai International Folk Art Festival ( EIFAF ) 2015 di buka langsung oleh Deputi Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemendikbudpar RI, Esty Resko Astuti. dalam sambutannya beliau membacakan sambutan tertulis Mentri Pariwisata RI, berharap bahwa pelaksanaan Erau yang di laksanakan Kutai Kartanegara untuk tahun - tahun mendatang pesertanya bisa di tingkatkan lagi dari 13 negara menjadi 20 negara. selanjutnya Gubernur Kalimantan Timur mengatakan dalam sambutannya Erau adalah peristiwa sakral sekaligus momentum yang sangat berharga untuk menyukseskan tahun kunjungan wisata Kalimantan Timur 2015 ( Kaltim Visit Years 2015 ). tahun ini Erau mengangkat tema 3 Tahun Erau International Folk Art Festival ( EIFAF ) dan mengharapkan menjadi langkah maju dan kreatif bagi penyelenggara Erau yang patut kita afresiasi, karna itu masyarakat dapat menyambut antusias berbagai event yang di gelar pada Erau adat Kutai tahun ini dan mari kita jadikan Erau momentum yang sangat berharga bagi kebangkitan dan kemajuan pariwisata serta untuk kesejateraan rakyat Kutai Kartanegara dan Kalimantan Timur.




Dalam Kesempatannya Bupati kutai Kartanegara Rita Widyasari. S.Sos. MM, menyampaikan pemerintah dalam pelaksanaan Erau selalu bekerjasama dengan CIOFF yang bertujuan agar Erau lebih di kenal oleh kancah International, dan beliau mengharapkan agar masyarakat Kutai kartanegara dapat menjadi tuan rumah yang baik dan dengan pelaksanaan Erau tiap tahun ekonomi masyarakat bisa meningkat dan sejahtera.

acara di lanjutkan dengan menyalakan tujuh buah api brong ( Obor Besar ) yang diantanya di lakukan oleh Deputi Kemendikbudpar, Gubernur Kaltim, Putra mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara, Kapolda Kaltim dan Pangdam IV Mulawarman.

Ribuan masyarakat dan para tamu yang hadir kembali di suguhkan tari masal yang bertajuk "Borneo In Harmony", yang melibatkan sekitar 350 penari yang diiri dengan musik "Interculture" dari gerbang etam orcestra yang membuat kagum seluruh tamu undangan dan sebagai penutup pada acara pembukaan Erau 2015.